image

FESTIVAL PANEMBRAMA: Penampilan peserta pada Festival Panembarama yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Taman Rakyat Slawi Ayu (Trasa). (suaramerdeka.com / Cessnasari)

30 April 2018 | 07:36 WIB | Liputan Khusus

Panembrama Margasari Juara Pertama

PEMKAB  Tegal melalu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) menyelenggarakan Festival Panembrama di Taman Rakyat Slawi Ayu (Trasa), Slawi, Sabtu (28/4). Festival tembang Jawa yang biasa digunakan untuk menyambut tamu agung itu, dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Retno Suprobowati.

Kegiatan yang diikuti 18 peserta, yang merupakan perwakilan dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Tegal itu berlangsung mulai pukul 09.00 hingga pukul 16.00.  Festival Panembarama rutin digelar setiap tahun, dan tahun ini untuk menyambut Hari Ulang Tahun Ke-417 Kabupaten Tegal.

"Kegiatan ini untuk nguri-uri budaya Jawa agar budaya seni adi luhung ini tidak punah. Selain itu juga untuk memotivasi generasi muda untuk ikut serta melestarikan seni budaya daerah," jelas Retno didampingi Kepala Bidang Kebudayaan Agus Joko Wiyono, Sabtu (28/4).

Pada lomba itu, peserta diberi waktu 15 menit untuk tampil membawakan lagu wajib Identitas  Tegal dan lagu pilihan, seperti Meh Rahino, Kelinci Ucul dan Ojo Lamis.  Meski bukan dari kalangan profesional karawitan, penampilan para peserta dalam festival ini patut diacungi jempol.

Ki Carito salah satu juri menyebutkan, dalam Festival Panembarama ini juri menilai rempeg, leres dan penyajian peserta di atas panggung. Dari lomba tersebut, juri menetapkan enam peserta sebagai juara pertama hingga harapan tiga.

Juara pertama diraih peserta Kecamatan Margasari dengan nilai 960, disusul Kecamatan Slawi sebagai juara II dengan nilai 943 dan Kecamatan Dukuhturi sebagai juara III dengan nilai 926. Adapun Kecamatan Tarub sebagai juara harapan I dengan nilai 917, Kecamatan Suradadi sebagai juara harapan II dengan nilai 879 dan Kecamatan Adiwerna sebagai juara harapan III dengan nilai 860.

Selain mendapat piala, para pemenang mendapat uang pembinaan jutaan rupiah. Dalam festival tersebut, Kecamatan Pangkah yang sudah lima kali selalu menyabet predikat juara , kali ini harus menelan pil pahit. Mereka didiskualifikasi juri karena tampil lebih dari 15 menit.  

Pengrawit Pemula

Salah seorang  peserta dari Kecamatan Pangkah, Dian (41) menyebutkan, untuk mengikuti lomba tersebut, dia dan rekan-rekan satu grup telah berlatih selama sebulan dengan dibimbing  Ki Slamet  dalang dari Desa Balamoa, Kecamatan Pangkah.

Menurut Dian, pada festival jumlah pemain dalam satu grup dibatasi 25 orang. Pemain berasal dari berbagai profesi. Di antaranya guru dan pelajar SMP dan SMA. "Ada yang anak dalang dan pengrawit juga. Pemain mulai dari sinden dan pengrawit semuanya pemula," jelas wanita yang Kasi Pemerintahan Desa Pangkah ini.

Dian mengaku, meski biasa tampil menyanyi, untuk ikut festival tersebut, dia harus berlatih keras untuk nembang Jawa secara benar. ‘’Nembang Jawa susah banget, perlu latihan khusus,’’ jelasnya.

Sementara itu, Kasi Kesenian Dikbud, Teti Yuliani menyebutkan, diadakannya kegiatan tersebut merupakan salah satu implementasi UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. ‘’Kami berupaya mengembangkan budaya daerah, salah satunya dengan mengadakan Festival Panembrama ini,’’ jelas Teti.

Melihat penapilan para peserta, Teti menyebutkan, ada perbaikan kualitas dari tahun-tahun. Kompetisi antarkecamatan mulai terlihat dengan mencari peserta berkualitas dan pelatih andal. Sesuai ketentuan festival, peserta tidak diperbolehkan dari kalangan profesional karawitan.

(Cessnasari /SMNetwork /CN26 )

NEWS TERKINI