image

Foto: Ibu Sulasih dan keluarganya dalam reality DIBAYARLUNAS. (dok)

28 April 2018 | 14:15 WIB | Liputan Khusus

Utang Pedagang Bubur Keliling pun Terlunasi

SEMARANG, suaramerdeka.com- Diterik matahari disuatu siang yang panas, seorang wanita tampak tegar mendorong gerobak dagangannya. Sulasih (47), nama wanita itu, terlihat seperti tak pernah menyerah pada hidup. Dari kampung ke kampung di kawasan Kelurahan Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan, si ibu menjajakan bubur buatannya.

Dibalik kegigihannya berdagang, orang tak akan mengira bahwa Sulasih yang bersuamikan Sarmaji (kuli bangunan) itu baru saja tertimbun duka yang sangat dalam, bahkan bertubi-tubi menimpanya.

Tahun ini menjadi tahun terberat bagi Ibu Sulasih dan keluarganya. Dalam setahun mereka kehilangan dua buah hatinya. Yang pertama anak keduanya meninggal karena menderita paru-paru. Belum lepas dari duka itu, anak pertamanya menyusul meninggal akibat kelainan jantung.
 
Telah empat bulan ini Sulasih menjalani pekerjaan sebagai penjual bubur demi menghidupi dua anak yang lain. Ia rela terseok-seok dengan gerobak dagangan. Jika dagangan habis, ia kembali kembali ke rumahnya yang sempit di Wonodri. Ia bersama suami tinggal di sebuah rumah petak. Tapi kondisi ini rupanya tak membuat mereka menyerah pada keadaan. 

Namun duka mendalam yang dialami Ibu Sulasih dan keluarga tak menurunkan semangatnya untuk berjuang pada kehidupan yang keras. Dua anaknya yang masih SD, bahkan menjadi kekuatan besar untuk hidup yang lebih baik dan mensyukuri setiap berkah yang dilimpahkan Tuhan .

Ketulusan dari seorang ibu yang berjuang untuk anak-anaknya dan keluarga terlihat pada setiap goresan raut wajahnya. Karena tidak ada satu pun ibu yang akan menyerah untuk anak dan keluarganya, sekali pun harus tersedan menangis. Terlebih jika mengingat, ia dan suaminya masih memiliki utang. Pinjaman menumpuk untuk pengobatan dua anaknya yang akhirnya tidak tertolong.

Mengincar

Tampaknya Tuhan melihat keiklasan Sulasih dalam mengarungi kehidupan yang sulit. Sulasih dan suaminya bisa kembali menemukan hidupnya yang telah tersita oleh kedukaan demi kedukaan. Sampai akhirnya tiba-tiba datang ke rumahnya, seseorang yang mengabarkan semua utangnya akan terlunasi. Ya Tuhan, rezeki itu memang Engkau yang mengatur, dan bukan jatuh dari langit begitu saja!

Tim Dreamlight World Media (DWM) yang membesut program reality DIBAYAR LUNAS (DL), tampaknya cukup lama mengincar keluarga kecil Bu Sulasih. Berbekal akurasi data utang piutangnya, tim diam-diam terus menguntit kegiatan keseharian Sulasih, mengikuti arah kaki sang ibu dari kampung-ke kampung menjajakan bubur.

"Keluarga Ibu Sulasih cukup memenuhi semua persyaratan program DIBAYAR LUNAS. Dengan utang lebih dari Rp 4,5 juta, kini semuanya dilunasi. Bahkan tunggaan SPP dua anaknya yang masih di SD juga juga dilunasi," kata Landung Y Saptoto, produser DL dihubungi Jumat (27/4).

Episode Kisah Bu Sulasih Penjual Bubur ditayangkan pada Sabtu (28/4) pukul 15.00 WIB di Global- TV.

DIBAYAR LUNAS adalah produksi kesekian dari Dreamlight World Media. Dengan pengalaman membuat program reality show, production house (PH) yang berkedudukan di Ungaran Kabupaten Semarang itu, telah dipercaya banyak stasion televisi, mereka memesan tayangan reality. Beberapa program seperti Minta Tolong, Bedah Rumah dan beberapa yang lain yang dibuat sejak tahun 2007, telah mengilhami munculnya banyak program serupa sampai kini. 

(Bambang Isti /SMNetwork /CN42 )

NEWS TERKINI