image

SAMPAIKAN MATERI : Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, Hindun menyampaikan materi yang disusul dua narasumber lain yaitu Ketua Tim Penggerak PKK, Munafah Asip Kholbihi dan Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti dalam acara Kojahan Perempuan-perempuan Inspiratif di Aula Lantai 1 Setda Pemkab Pekalongan (Foto suaramerdeka.com/Agus Setiawan)

27 April 2018 | 20:48 WIB | Liputan Khusus

Munafah Pernah Mengajar Mengaji WTS, Arini Ajarkan Kalahkan Pikiran Sendiri

  • Kojahan Perempuan Inspiratif

KAJEN, suaramerdeka.com- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pekalongan, pada Rabu 25 April 2018 mengadakan acara Kojahan dengan judul Acara Panggung Perempuan, bertemakan Perempuan-perempuan Inspiratif. Bagaimana jalannya kegiatan tersebut. Berikut laporan wartawan Suara Merdeka, Agus Setiawan.

Hari itu, jadwal kegiatan di kawasan pusat perkantoran Pemkab Pekalongan cukup padat. Sejumlah acara telah tergandekan oleh protokoler Setda Kabupaten Pekalongan, mulai dari upacara Hari Otonomi daerah, Apel Program Keluarga Harapan (PKH) yang melibatkan puluhan ribu orang. 

Banyaknya kegiatan yang telah tergendakan membuat rasa was-was mengenei ketidakhadiran sejumlah narasumber dan tamu undangan pada acara tersebut. Pasalnya, audiens acara yang digelar sama, yaitu perempuan, sedangkan sejumlah dari narasumber telah mengantre atas kehadirannya. Adapun narasumber yang dihadirkan dalam acara Kojahan Perempuan yaitu Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti, Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, Hindun dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pekalongan, Munafah.

Namun rasa khawatir dan was-was itu sirna kala Sang Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, Hind hadir di lokasi acara tepat pukul 09.00, meski para peserta yang datang jumlahnya belum begitu banyak. Menyusul kemudian Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pekalongan dan Wakil Bupati Pekalongan.

Tepat 09.30, acara pun dimulai. Memasuki sesi pertama, para narasumber menyampaikan biografi singkatnya. Usai menyampaikan secara singat perjalanan hidupnya. Yang menarik perhatian audiens dan jarang disampaikan di depan publik adalah pengalaman Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pekalongan yang pernah mengajar mengaji sejumlah  pekerja seks komersial atau wanita tuna susila dan beberapa anak pemulung di kawasan bongkaran di Jakarta sewaktu aktif sebagai di organisasi mahasiswa yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ciputat dan aktif sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah.

"Pengalaman paling berkesan dalam hidup saya, yaitu ketika mengajar mengaji sejumlah WTS di Jakarta. Kerja-kerja sosial itu saya lakukan ketika aktif di PMII Jakarta. Ada pengalaman yang cukup mengerikan, yaitu ketika mengajar mengaji, ada satu orang dengan penampakan menakutkan selalu mengintip. Ketika saya tanya kenapa anda melihati saya terus ketika saya mengajar mengaji. Pernyataan justru membuat saya terpana, orang itu mengatakan, apakah Allah masih mau mengampuni semua perbuatan jahat saya," katanya, sambil menyampaikan bahwa kerja-kerja itu dilakukan secara sosial dengan tidak mendapatkan bayaran dari mereka. 

Sejumlah pertanyaan dari peserta pun muncul atas pengalaman itu. Mengapa pekerjaan yang mengandung risiko serta tidak mendapatkan bayaran tersebut tetap dilakukan. Menjawab pertanyaan itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pekalongan, Munafah menjawab dengan singkat, sebab ia hanya mengamalkan ajaran agama yang diperoleh dari pesantren, yaitu ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pekalongan juga membagikan tips agar semua kehidupan sebagai aktivis dan sebagai pendamping dari Bupati Pekalongan dalam mengurus rumah tangga bisa berjalan secara seimbang. Inti dari semuanya adalah manajemen waktu. Berkaitan manejemen waktu, ia pelajari ketika menjadi santri di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Pekalongan. L

Berbeda dengan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pekalongan, Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti menekankan menjadi ibu atau orang tua bagi anak-anak harus bisa mengalahkan pikiran kita sendiri. Salah satu contoh adalah ketika ia harus merelakan putrinya untuk belajar keluar negeri. 

Adagium yang akrab di kalangan orang Jawa yaitu 'Mangan ora mangan yang penting kumpul' itu harus bisa dimaknai secara positif, kita harus bisa relakan anak untuk terus berkembang sesuai dengan cita-cita tentu dalam konteks yang positif. "Yang paling bisa kita lakukan adalah terus mendoakan. Jangan berhenti mendoakan. Karena doa itu penting," tandasnya.

Di hadapan peserta acara Kojahan Perempuan yang terdiri atas mahasiswa, pelajar dan pegiat organisasi keperempunan itu, Wakil Bupati Pekalongan, Arini Harimurti menyampaikan, pernah mengalami gagal dalam proses perjalanan hidupnya. Terutama ketika harus rela tidak bisa menduduki jabatan promosi lantaran sang suami juga bekerja dalam satu kantor.

Namun apakah hal itu membuatnya putus asa? Sang Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti menegaskan justru hal demikian menjadi pemacu semangatnya untuk selalu bekerja lebih bagus lagi. Selanjutnya adalah mengapa usai pengabdiannya sebagai Aparatur Sipil Negara telah pensiun,ia memilih jalur perjuangan yang lebih luas, yaitu terjun di dunia politik.

"Tujuan atau target terjun ke dunia politik adalah semata-mata untuk berjuang dalam aspek yang lebih luas untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pekalongan. Dari kebijakan yang diambil itu bisa bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Pekalongan," ujarnya. (Agus Setiawan) 
 

(Agus Setiawan /SMNetwork /CN19 )

NEWS TERKINI