30 April 2018 | Ekonomi - Bisnis

Mendesak, Kaderisasi Koperasi bagi Kaum Milenial

JAKARTA  - Koperasi pemuda dan koperasi mahasiswa dinilai potensial menjadi wadah kaderisasi koperasi bagi generasi milenial. Hal itu penting dan mendesak di tengah kondisi Indonesia yang dianggap mulai mengalami krisis generasi penerus koperasi.

Kepala Bagian Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop-UKM), Catur Susanto mengatakan, tantangan besar masyarakat koperasi apabila tidak segera melakukan upaya dan langkah antisipatif sejak saat ini adalah, krisis generasi penerus atau kader koperasi.

"Fenomena dan fakta empiris apabila kita deteksi di kalangan masyarakat atau daerah banyak pengurus, pengawas, dan bahkan manajemen sebagai pengelola koperasi serta sering muncul stigma pelaku koperasi banyak didominasi oleh golongan tua," kata Catur di Jakarta, Minggu (29/4).

Menurut dia, pelaku gerakan koperasi dan pemangku kepentingan koperasi harus mulai menyusun grand design pengembangan koperasi melalui pola regenerasi dan kaderisasi secara simultan dan berkelanjutan.

Dia menambahkan, koperasi memiliki potensi yang sangat besar, yakni untuk melakukan penguatan dan pemberdayaan kalangan pelajar, mahasiswa, dan pemuda untuk membentuk wadah aktualisasi diri yang positif.

Sarana Aktualisasi

"Satu wadah dan entitas yang tepat adalah melalui koperasi yang berbasis pelajar, mahasiswa maupun pemuda sebagai sarana aktualisasi tersebut," kata Catur. Berdasarkan online data system (ODS) koperasi hingga 25 April 2018, jumlah Koperasi Pemuda (Kopeda) sebanyak 763 unit dan Koperasi Mahasiswa (Kopma) sebanyak 526 unit.

Catur melihat gerakan memasyarakatkan koperasi di kalangan pemuda dan mahasiswa serta mengkoperasikan masyarakat pemuda dan mahasiswa dengan isu sentral generasi milenial, sangat potensial dan strategis sebagai target sasaran.

"Kami berpandangan bahwa instrumen yang sangat tepat dan efektif dalam rangka menjaga semakin besarnya kesenjangan generasi koperasi dan kaderisasi koperasi, maka perlu diperkuat kembali nilai-nilai dan semangat berkoperasi di kalangan pelajar, mahasiswa, dan pemuda," katanya.

Dia menambahkan, tren yang ada saat ini minat dan ketertarikan pelajar, mahasiswa, dan kalangan pemuda relatif kecil terhadap semangat berkoperasi.

"Semakin derasnya arus teknologi dan informasi dengan dalih modernisasi yang masuk ke seluruh lapisan masyarakat, khususnya kalangan pelajar, mahasiswa, dan pemuda juga memberikan pengaruh yang signifikan dan cenderung membuat luntur sikap mental, karakter dan jati diri pelajar, mahasiswa dan kalangan pemuda," kata Catur.

Berkaitan hal tersebut, Catur berpendapat peran koperasi mahasiswa dan koperasi pemuda sebagai salah satu solusi alternatif dalam membendung arus modernisasi dan transformasi budaya luar.

"Tujuan akhirnya nanti adalah upaya revitalisasi koperasi pemuda dan koperasi mahasiswa sebagai koperasi kader, di dalamnya koperasi bukan menjadi tujuan akhir, akan tetapi koperasi lebih berorientasi sebagai alat atau instrumen pembelajaran dalam organisasi, kelembagaan, penanaman nilai-nilai dasar dan jati diri koperasi, manajemen pengelolaan usaha, aktualisasi diri, dan kanal positif," kata Catur.

Karena itu, lanjut dia, sebagai koperasi kader maka koperasi pemuda dan koperasi mahasiswa harus mampu menjadi koperasi yang kreatif, aktif, dinamis, enerjik, dan responsif.(bn- 55)