image

Duta Besar RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun dan Konjen RI Guangzhou Gustanto foto bersama dengan peserta Kongres VII Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) di kampus Huaqiao University, Xiamen, Fujian, Tiongkok. (Foto: suaramerdeka.com/dok)

27 April 2018 | 21:59 WIB | Mancanegara

Indonesia-Tiongkok Perkuat Hubungan Investasi Ekonomi

XIAMEN, suaramerdeka.com- Duta Besar RI untuk Tiongkok Merangkap Mongolia Djauhari Oratmangun mengatakan, berbagai indikator ekonomi menunjukkan indikasi positif bagi Indonesia untuk tumbuh menjadi negara yang besar dan kuat secara ekonomi. Tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar 5% perlu ditingkatkan menjadi 7%, yang mampu dicapai antara lain melalui peningkatan ekspor, investasi, dan ekonomi pariwisata, dimana hubungan dengan Tiongkok berperan dalam ketiga aspek tersebut.

“Indonesia-Tiongkok terus memperkuat hubungan ekspor, investasi, ekonomi dan pariwisata,’’  tegasnya ketika membuka Kongres VII Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) di kampus Huaqiao University,Xiamen, Fujian, Tiongkok, Jumat kemarin. 

Pelaksanaan Kongres dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Susana auditorium kampus Huaqiao University terasa syahdu dengan lagu kebangsaan itu. Apalagi setelah itu mereka menyanyikan mars PPIT. Inilah beberapa bait syair Mars PPIT.

“Majulah jayalah Indonesia tercinta. Trus berjuang kita tetap satu saudara. Kitalah mahasiswa harapan bangsa. Menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika raih cita-cita. Tak kenal menyerah demi tujuan mulia. Tak pernah putus asa ‘tuk membangun bangsa. Memegang nilai-nilai Pancasila. PPI Tiongkok terus berkarya demi Indonesia.”

Dubes Djauhari dan Konjen RI Guangzhou Gustanto serta para peserta kongres larut dalam kesyahduan tersebut.

Ketua Umum PPIT Raynaldo Aprillio menjelaskan. kongres bertema “Menyongsong Inisiatif 'the Belt and Road’ untuk Pembangunan Indonesia” itu  diikuti 21 perwakilan cabang PPIT yang mewakili sekitar 14.000 mahasiswa Indonesia di Tiongkok. Dua puluh satu perwakilan tersebut antara lain: Beijing, Changsha, Chongqing, Guangzhou, Guilin, Hangzhou, Harbin, Hefei, Hongkong, Nanjing, Ningbo, Nanchang, Shanghai, Shenyang, Shijiazhuang, Suzhou, Tianjin, Wuhan, Wuxi, Xiamen, dan Zhengzhou.

Kecintaaan WNI

KMenurut Dubes Djauhari, selain itu, faktor penting yang membuat negara maju dan menjadi besar adalah kecintaan warga negaranya akan bangsa tersebut. Rasa sayang dan cinta akan bangsa membuat mereka akan merawat dan menjaga serta berkontribusi untuk kemajuan rakyat dan bangsanya.

“Hal yang sama mutlak diperlukan oleh generasi muda Indonesia khususnya Mahasiswa Indonesia di Tiongkok untuk tetap mencintai dan menyayangi NKRI, serta dalam bentuk sekecil apapun ikut berkontribusi untuk kemajuan bangsa, rakyat dan negaranya. Saya yakin dan percaya bahwa mahasiswa Indonesia di Tiongkok akan berkontribusi pada hubungan antar Indonesia dan Tiongkok dan kelak setelah lulus dan bekerja menjadi "prime mover" perjalanan bangsa ke depan termasuk hubungan yang saling menguntungkan dengan Tiongkok,” katanya.

Dubes Djauhari mengingatkan pentingnya generasi muda Indonesia di Tiongkok memiliki sikap sebagai mahasiswa dari bangsa yang besar yg siap berkontribusi utk rakyat dan negaranya dengan visi yang linear dengan perannya pada tatanan Regional dan Global, termasuk sebagai inisiator ASEAN dan anggota G-20.

Indonesia perlu memanfaatkan hubungan bilateral strategic comprehensive partnership dengan Tiongkok dimana keduanya diprediksikan akan menjadi negara besar di dunia pada dekade-dekade mendatang.

Rangkaian Kongres dan Simposium Nasional PPIT telah dimulai Kamis (26/4) dan akan berlangsung  hingga Minggu (29/4)  ditutup dengan Acara Kebudayaan, bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata.

Menurut Raynaldo, Kota Xiamen yang terletak di Provinsi Fujian merupakan lokasi pilihan bagi mahasiswa Indonesia untuk menempuh studi di Tiongkok, dengan jurusan favorit Sastra Mandarin dan Bisnis serta Perdagangan Internasional. Saat ini terdapat sekitar 400 orang mahasiswa Indonesia yg menuntut ilmu di Xiamen dan di antaranya sekitar 200 orang di Universitas Huaqiao. 

(Agus Fathuddin /SMNetwork /CN30 )

NEWS TERKINI