Nurul Falah EP Ketua Umum PP IAI 2018-2022
PEKANBARU, suaramerdeka.com- Drs Nurul Falah Eddy Pariang, Apt akhirnya kembali memimpin Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) setelah meraih 19 suara dari 34 suara yang diperebutkan dalam Kongres XX dan PIT (Pertemuan Ilmiah Tahunan) IAI 2018yang digelar di Pekanbaru, 18-21 April yang baru lalu. Nurul mengalahkan kandidat lain, Drs Jamaludin Al J Efendi, Apt, Ketua PD Jawa Tengah yang meraih15 suara.
Kongres sendiri digelar empat tahun sekali untuk memilih kepengurusan yang baru. Pada Kongres XIX yang digelar di Jakarta tahun 2014, Nurul Falah terpilih sebagai Ketua Umum. Masa kepengurusannya berakhir pada Februari 2018 lalu dan pada 20 April 2018 dini hari kembali terpilih untuk kedua kalinya.
Proses pemilihan ketua dimulai pada Kamis (19/4) pukul 24.00 WIB setelah sebelumnya kongres yang dihadiri pimpinan Pengurus Daerah dari 34Propinsi se Indonesia melakukan serangkaian sidang. Pukul 02.00 WIB Jumat (20/4) pemilihan Ketua Umum, Ketua Majelis Etik dan Disiplin Apoteker (MEDAI)dan Dewan Pengawas selesai dilakukan.
Selain Nurul Falah sebagai Ketua Umum PP IAI, Prof Elfi Sahlan Ben, Apt terpilih sebagai Ketua MEDAI dan Prof Gemini Alam, Apt sebagai Ketua Dewan Pengawas.
Sebagai rangkaian dari Kongres, digelar pula Pertemuan Ilmiah Tahunan yang kali ini diikuti oleh 2000 apoteker dari seluruh Indonesia.
Dalam kegiatan itu digelar 72 topik untuk workshop dan simposium, 158 topik presentasi oral dan 64 poster ilmiah. Selain itu digelar pula pamerankesehatan yang diikuti oleh sejumlah industri kesehatan, Kementerian Kesehatandan BPOM.
Video Conference
Rangkaian acara yang digelar di Labersa Grand Hotel and Convention Center, Pekanbaru Riau tersebut dibuka oleh Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan, Dra Maura Linda Sitanggang, PhD, Apt mewakili Menteri Kesehatan yang berhalangan hadir. Kendati tidak bisa hadir langsung Menkes Prof Nila Juwita Moeloek menyampaikan pesan-pesannya melalui sebuah video.
Dalam video sambutannya, Menteri Kesehatan menyampaikan harapannya agar apoteker memiliki peran yang lebih besar lagi dalam pembangunan kesehatan, yaitu melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan pendekatan keluarga melalui Permenkes no 36 tahun 2016 yaitu mendorong akses pelayanan kesehatan komprehensif kepada setiap warga negara Indonesia.
"Saat ini pembangunan ksehatan difokuskan pada tiga masalah kesehatan prioritas. Pertama percepatan pengobatan tuberculosis melalui penjangkauan kasus yang belum terdeteksi, meningkatkan kepatuhan pengobatan TBC dan penanganan resistensi terhadap obat TBC, kedua menangani masalah stunting (tubuh pendek) melalui penanganan gizi yang cukup, ketiga cakupan imunisasi danpenguatan surveilans atas penyakit yangbisa dicegah dengan imunisasi," ungkap Menkes.
Menkes minta agar apoteker dapat mengoptimalikan peranandalam mengatasi tiga masalah kesehatan prioritas tersebut. Keterlibatan melalui informasi dan edukasi pengobatan TBC dan pemantauan terapi obat guna mencegah resistensi obat, menjamin ketersediaan obat, vaksin dan menjamin kemanan vaksin, juga melakukan praktik kefarmasian yang profesional dan bertanggungjawab.
(Tresnawati /SMNetwork /CN26 )