Pentingnya Medical Check Up Sejak Dini
DIsaat seperti sekarang ini, rutinas yang begitu padat seringkali membuat seseorang lupa untuk memperhatikan kesehatannya. Kita tidak pernah tahu sudah sejauh mana tubuh ini bisa bertahan dengan dipaksa terus bekerja, pola makan tidak teratur dan faktor lingkungan yang memberi dampak buruk. Kesehatan merupakan harta yang tak tenilai harganya.
Ketika orang jatuh sakit, tentunya banyak kerugian yang akan dialami karena tak bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan lancar. Kesehatan yang prima hanya dapat diperoleh dengan investasi kesehatan sedini mungkin. Salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan atau medical check up secara rutin.
Di masa kini, masih banyak orang yang menyepelekan medical check up. Ini dikarenakan seseorang tidak merasakan sakit, masih berusia muda, tidak ada waktu dan biaya, hingga takut mengetahui jika dirinya mengalami penyakit berbahaya. Menurut dokter umum RS Columbia Asia, dr. Ryna Mahdalena Ambarita, Medical check up menjadi salah satu jalan untuk mendeteksi penyakit secara dini dan sangat penting untuk mendeteksi penyakit akibat gaya hidup tidak sehat.
“Medical check up penting dilakukan karena seringkali pasien kecolongan baru sadar memiliki penyakit tertentu. Biasanya pasien mengetahuinya sudah terlambat, pasien terbiasa dengan keadaan muncul dulu gejala baru mengeluh, padahal ternyata itu merupakan penyakit kronis atau telah lama berada di tubuh pasien. Jadi sebenarnya medical check up berguna untuk tau kondisi pasien tanpa harus menunggu ada keluhan. Dengan medical check up, kita dapat mengetahui sejak dini apa saja kemungkinan penyakit yang bisa terjadi dalam tubuh,” terang dokter yang murah senyum tersebut.
Setelah diketahui penyakitnya, dokter dapat mengambil langkah pencegahan untuk penyakit tersebut atau memutuskan rantai perjalanan penyakit sampai dilakukannya suatu pengobatan.Tak hanya mobil atau motor saja yang memerlukan check up rutin, tubuh pun seharusnya diservis secara rutin. Sayang sebagian masyarakat masih berpikiran kenapa harus ke dokter kalau tidak sakit.
“Memang sudah menjadi kebiasaan di negara kita, apabila seseorang merasa tidak ada keluhan dalam tubuhnya, mereka yakin tubuhnya sehat, padahal belum tentu seperti itu. Masyarakat merasa ’sayang’ mengeluarkan uang untuk pemeriksaan dini dan cenderung santai saja akan kondisi tubuhnya yang terkesan ’sehat’, hal ini karena tingkat pengetahuan yang kurang mengenai pentingnya medical check up. Padahal jika sebuah penyakit diketahui saat sudah parah atau lebih serius akan lebih berbahaya dan tentu pengobatannya bisa saja lebih lama atau bahkan membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” ujar dokter berusia 27 tahun tersebut.
Dokter Ryna juga menjelaskan bahwa dalam kegiatan medical check up biasanya dimulai dengan anamnesis atau wawancara antara dokter dan pasien untuk mengetahui keluhan pasien yang saat ini sedang dirasakan atau yang sering dirasakan, hal ini untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien, tidak lupa ditanyakan juga riwayat penyakit keluarga pasien karena ada beberapa penyakit yang penyebabnya berhubungan dengan keturunan, atau bisa saja penyakit infeksi yang ditularkan dari orang yang tinggal serumah. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
“Medical check up dapat dilakukan sedini mungkin, usia berapapun, meskipun pada anak jarang dilakukan. Biasanya medical check up memang dilakukan pada usia dewasa muda mulai dari usia 20 tahun, sedangkan orang tua serta lansia sangatlah disarankan karena itu penting, mengingat semakin bertambahnya usia, maka berisiko tinggi untuk terkena penyakit degeneratif atau penurunan fungsi tubuh secara perlahan. Sebaiknya usia di bawah 50 tahun dilakukan medical check up minimal 2 tahun sekali dan usia di atas 50 tahun medical check up minimal 1 tahun sekali,” ungkap dokter asal Jakarta ini.
Lalu, biasanya pemeriksaan apa saja yang sebaiknya dilakukan saat medical check up? Secara umum, berikut ini menjadi daftar hal-hal yang diperiksa melalui medical check-up, diantaranya adalah berat badan, tekanan darah, pemeriksaan fisik secara menyeluruh terutama mata, telinga, bunyi jantung dan paru-paru, khususnya pada wanita adakah benjolan di sekitar payudara. Setelah itu dilakukan juga pemeriksaan laboratorium yang sebaiknya dipuasakan terlebih dahulu, seperti darah rutin, gula darah, kolesterol, asam urat, fungsi ginjal, fungsi hati, pemeriksaan Urin, EKG (rekam jantung), Foto thoraks (rontgen dada) dan berbagai pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai dengan keluhan dan kebutuhan pasien.
“Pada pemeriksaan berat badan biasanya dilaksanakan pemeriksaan BMI (body mass index) yang berguna untuk mengetahui apakah berat badan pasien ideal, terlalu kurus ataupun terlalu gemuk,” ujarnya.
Sedangkan pemeriksaan gula darah berguna untuk mengetahui apakah pasien memiliki resiko terkena penyakit diabetes. Tes ini dilakukan bagi yang berusia 45 tahun ke atas, setidaknya setahun sekali. Namun, jika Anda memiliki risiko diabetes (riwayat keluarga diabetes atau pernah diperiksa gula darah dengan kadar yang tinggi), konsultasikan segera pada dokter untuk menjalani tes selanjutnya. Hasil tes gula darah puasa yang normal adalah berkisar 80-100 mg/dL.
“Untuk pemeriksaan tekanan darah yang normal dinilai dari sistol dan diastolnya atau angka atas dan angka bawah pada hasil pemeriksaan. Normalnya 120/80 atau sistol<120>
Kemudian, pada pasien juga diperlukan pemeriksaan kolesterol karena berhubungan dengan penyakit jantung coroner ataupun dengan penyakit stroke karena adanya penyumbatan kolesterol yang tinggi di pembuluh darah. “ Saat pemeriksaan kolesterol, yang diperiksa adalah lemak jahat, lemak baik, kolesterol total dan trigiserid. Pada lemak baik atau HDL angka batas wajarnya adalah diatas 60, lemak jahat atau LDL angka batas wajarnya adalah dibawah 100, untuk tligiserid angka batas wajarnya adalah di bawah 150 dan kolesterol total angka batas wajarnya adalah di bawah 200,” jelasnya.
Selanjutnya, pemeriksaan jantung dapat dilakukan dengan tes elektrokardiografi (EKG) atau dikenal dengan rekam jantung. Tes ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik jantung. Dengan ini dapat terdeteksi adanya detak jantung tidak normal atau gangguan lain seperti pembuluh darah yang tersumbat. Rekam jantung ini penting dilakukan dan tidak harus menunggu berusia lansia terlebih dahulu. Biasanya untuk usia 40 tahunan atau mudapun jika ada keluhan nyeri dada, sering sesak, mudah lelah, disarankan untuk sebaiknya diperiksa.
Ya, saat ini di banyak negara maju, upaya pengelolaan kesehatan masyarakat mulai bergeser kepada upaya pencegahan (preventif) setelah selama ini lebih terfokus pada upaya pengobatan (kuratif) seperti yang masih terjadi di negeri ini. Mari saatnya kita lebih menjaga kondisi tubuh, sehat itu anugerah yang tak ternilai. Jangan tunda untuk melakukan medical check up sekarang juga, karena hidup hanya sekali. Dengan medical check up, hidup akan lebih sehat dan produktifitas pun meningkat. Bukankah kita semua tahu bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati..!!
(Red /SMNetwork /CN19 )