
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menggendong bayi saat membuka lomba bayi sehat di gedung serba guna Balaikota Semarang. (suaramerdeka.com/Yulianto)
Angka Kematian Ibu dan Anak Turun 30 Persen
SEMARANG, suaramerdeka.com- Kematian ibu melahirkan dan anak di kota Semarang mengalami penurunan yang cukup signifikan. Angka kematian ibu dan anak turun hingga mencapai 30 persen.
"Angka kematian ibu dan anak mulai menurun signifikan. Dari 35 ibu yang meninggal saat melahirkan pada 2015, kini menurun hingga 23 Ibu," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Widoyono.
Terhitung sejak tahun 2015 hingga sekarang, terang dia, angka kematian ibu dan anak mengalami penurunan hingga 30 persen. Tahun 2015, kota Semarang menjadi kota keempat tertinggi yang paling banyak terjadi kematian ibu dan anak.
"Tahun 2015, ada 35 ibu yang meninggal saat proses melahirkan, tahun 2016 berkurang menjadi 32 orang, dan tahun 2017 turun signifikan hingga 23 kasus kematian. Untuk ukuran kota Semarang, angka kematian sangat rendah yakni 88,58 persen per 100 ribu kelahiran hidup," terang Widoyono.
Menurutnya, upaya pemerintah melalui dinas kesehatan kota Semarang untuk menekan angka kematian ibu dan anak cukup efektif. Dinas Kesehatan menggandeng berbagai instansi, seperti Rumah Sakit, Penggerak PKK, Forum Kota Sehat hingga IBI atau Ikatan Bidan Indonesia.
"Upayanya dimulai dari masyarakat, menggandeng penggerak PKK untuk mendidik ibu hamil, menggelar kelas ibu hamil hingga merekrut satu petugas per kelurahan untuk mendampingi ibu hamil, ada Forum Kota Sehat, dan lain sebagainya," lanjutnya.
Tak hanya itu, Dinas Kesehatan juga bekerjasama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Rumah Sakit. "Bidan itu kalau ada kesalahan pasti kena sanksi, disuruh sekolah lagi, magang, dicabut izinnya. Kalau Rumah Sakit kalau ada kesalahan karena kematian pasti ditegur, jadi kita awasi betul-betul," katanya.
Senada, Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku berkurangnya angka kematian ibu dan anak tak lepas dari peran berbagai dinas dan instansi terkait.
"Seperti kegiatan Lomba Balita Sehat yang diselenggarakan hari ini, tujuannya kan juga untuk memonitoring anak serta mengajak ibu-ibu agar hidup sehat. Dasarnya anak sehat adalah dari keluarga, dari seorang ibu yang sehat, sehingga kita dorong," ujar Mbak Ita sapaan akrab Hevearita usai membuka Lomba Bayi Sehat Kota Sematang di Gedung Balaikota Semarang.
Menurutnya, tidak hanya pemkot Semarang, keterlibatan Penggerak PKK, Darma Wanita dan tenaga kesehatan juga sangatlah besar, mereka terjun langsung kemasyarakat dan memonitor.
"Bagusnya di Semarang, semua saling bersinergi, saling mengawasi. Seperti pengawasan penggerak PKK terhadap ibu yang hamil di usia terlalu muda dan usia kehamilan terlalu tua, hamil dengan jarak anak kurang dari dua tahun juga beresiko, kami dorong mereka untuk KB," pungkasnya.
(Yulianto /SMNetwork /CN33 )