image
22 April 2018 | Her Spirit

Ilmu Bukan untuk Disimpan, tapi Ditularkan

Ada orang yang lebih nyaman menyimpan keahliannya untuk dirinya sendiri. Ada pula yang lebih bahagia bila ilmunya dibagikan kepada orang lain. Linda Mariani, fashion designer yang karyakaryanya kerap muncul di berbagai acara peragaan busana ini lebih memilih yang kedua. Ia lega dan senang ketika apa yang dimilikinya dapat dibagikan kepada orang lain, terutama keahliannya. ”Keinginan saya dari dulu adalah ingin membagikan ilmu kepada orang-orang yang tidak mampu.

Dengan demikian, anak-anak yang kurang beruntung bisa mendapat ilmu yang saya ajarkan untuk bekal hidup mereka di kemudian hari,” harap perempuan kelahiran Semarang, 12 Maret 1983 ini tulus.

Linda bahkan mengaku pengalaman paling berharga bagi hidupnya bukanlah karyanya dipamerkan di berbagai pergelaran busana atau dikenakan para artis ternama. Meski semua itu membuatnya bahagia, ada satu momen yang paling membuat hati ibu satu anak ini berdebar, yaitu pengalamannya mengajar anak-anak berkebutuhan khusus. ”Pengalaman yang sangat berharga buat saya justru ketika berkesempatan untuk membagikan ilmu kepada anak-anak berkebutuhan khusus yang suka dengan fashion. Saya membagi namun saya merasa terisi,” tutur penyuka keju ini bijak.

Linda yang dulu sempat bercita-cita sebagai pelukis ini memberikan saran kepada orang-orang yang ingin berjuang di bidangnya masing-masing. ”Kita harus kreatif sekecil apa pun itu. Setiap usaha bisa dimulai dari nol. Bahkan tanpa modal sepeser pun. Yang terpenting kita mempunyai semangat dan kemauan tinggi. Itu saja sudah lebih dari cukup untuk mengejar impian,” saran orang nomor satu di Linda Mariani Haute Couture Semarang dan Jakarta ini.

Berkaca dari pengalamannya yang memulai bisnis dari bibit hingga kini bertunas bahkan berbuah, Linda meyakinkan bahwa apa pun yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan memunculkan hasil yang sungguhan pula.

Meski dulunya berjuang sendiri, kini perempuan penggemar musik instrumen ini telah dikelilingi banyak orang yang membantunya. ”Sekarang saya mempunyai satu orang asisten pribadi yang mengatur jadwal saya. Di Jakarta saya mempunyai tujuh orang hebat yang membantu saya dan di Semarang ada sembilan orang luar biasa yang juga membantu saya,” kata Linda penuh inspirasi.(58)