image

SM/dok

30 April 2018 | Suara Banyumas

KIYE LAKONE

Konseling Online HIV/AIDS

KESULITAN  membongkar fenomena gunung es HIV/AIDS, melatarbelakangi Tulus Setiono, konselor HIV/AIDS di RSUD Banyumas, membuat terobosan dengan membuka konseling HIV/AIDS secara online. Layanan yang mulai dibuka sejak 2013 itu rupanya mendapat respons positif.

Melalui aplikasi pesan singkat di telepon pintar miliknya, pria kelahiran 19 Februari 1975 ini telaten melayani berbagai pertanyaan seputar HIV/AIDS.

"Ide untuk membuka konseling HIV online itu terinspirasi dengan terus kencangnya arus dunia digital dan internet yang signifikan," kata Tulus yang mengaku terpanggil jiwanya untuk membantu para korban HIV/AIDS.

Sesuai dengan namanya, dia mengaku tulus menjalankan tugas itu karena prihatin dengan perkembangan generasi muda sekarang.

Dia bertekat mendedikasikan keilmuan dan kompetensinya untuk mengurai benang kusut persoalan HIV/AIDS. "Saya sadar betul, ini lebih kepada motivasi pribadi saya untuk menjadi orang yang bermanfaat.

Jadi, sepertinya saya tidak akan berharap apa pun, sekalipun waktu saya 24 jam untuk konseling online. Gratis bahkan tombok," ujar suami dari Monalisa ini. 

Lebih lanjut bapak tiga anak ini mengatakan, jalan panjang menjadi konselor HIV/AIDS berangkat dari ketertarikannya pada komunikasi interpersonal. Dia merasa nyaman dan bahagia ketika melihat perkembangan pasien-pasiennya.

Sebelum mendedikasikan diri sebagai konselor HIV/AIDS, jauh sebelumnya dia telah mengikuti kursus-kursus psikoterapi. Selanjutnya direbus dalam pelatihan neuro linguistik programing dan hipnoterapi.

Bahkan, dia juga memperdalam emotional freedom technique dan sejenisnya. "Konselor memerlukan kekayaan keilmuan, baik pengetahuan klinis maupun psikoterapi.

Lebih dari itu, membutuhkan kesadaran diri yang baik dan open mind di kondisi apa pun. Dan, ini bukanlah hal yang mudah, butuh upgrade terus-menerus," tutur lulusan Pascasarjana Manajemen Rumah Sakit UGM ini.

Selain sebagai konselor HIV/AIDS, pria yang tinggal di Kaliori, Kecamatan Kalibagor, ini juga berperan sebagai praktisi keperawatan jiwa, motivator, trainer, dan menjadi surveior Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).(Fadlan M Zain- 46)