image
08 April 2018 | Rileks

Dari Livi Zheng untuk Indonesia

  • Oleh Sofie Dwi Rifayani

Sutradara Livi Zheng merilis film Second Chance tepat pada Hari Film Nasional, 30 Maret lalu. Tak berbeda dari film-film sebelumnya, film ini kembali mengangkat budaya Indonesia.

Alkisah, hidup sepasang suami istri sederhana di daerah Sukabumi. Di desa yang terkenal dengan produksi anyamannya itu, sang istri harus menggantikan suaminya berjualan sayur dengan gerobak keliling. Si suami absen dari aktivitas itu lantaran untuk sekadar berjalan pun ia harus menggunakan tongkat.

Suatu pagi, saat tengah menjalani rutinitas mendorong gerobak, langkah sang istri terhenti karena di gang sempit desa mereka ada balapan motor. Malang tak bisa diraih, sang istri tertabrak salah satu dari pengendara motor tersebut. Film yang didukung penuh oleh BRI Life ini berujung pada kesimpulan pentingnya memproteksi diri menggunakan asuransi. Kendati hanya berdurasi tiga menit, Livi tetap total menggarapnya.

”Kualitas peralatan kami cukup tinggi. Kami ingin film ini bagus dan enak untuk dinikmati pencinta film,” tuturnya. Ya, film yang dibintangi Anna Tarigan dan Avent Christi ini digarap menggunakan standar pembuatan film Hollywood. Dengan produksi selama seminggu, Livi tak tanggung-tanggung dalam menghadirkan 200 kru, baik ”impor” dari Hollywood maupun lokal dari Sukabumi.

Budaya Indonesia

Livi memulai debutnya di Hollywood pada 2013 lewat film The Empire’s Throne. Selanjutnya ia memproduseri Legend of the East (2014), lalu menjadi sutradara dan produser pada Brush with Danger (2014), dan Untitled Action Thriller (2015).

Yang hebat, Brush with Danger menjadi salah satu seleksi nominasi Oscar 2015. Selain Second Chance yang mengangkat kehidupan harian di Sukabumi, film pendek Livi yang lain, Life is Full of Surprises, juga mengangkat budaya Indonesia: ada adegan pencak silat, sepak bola api, dan cambuk api.

Selebihnya, Livi pernah menampilkan keindahan Bali lewat film Bali: Beats of Paradise. Juga, film tentang karapan sapi Madura berjudul The Bull Race. Seakan tak kehabisan ide, awal Mei mendatang Livi bakal meluncurkan film dokumenter pendek berjudul Blitar, yang tak lain adalah kampung halamannya.

Livi ingin film yang akan diputar perdana di Los Angeles, Amerika Serikat, itu bisa mengemas secara menarik panorama Triangle Diamond di Blitar, mulai dari Pantai Serang, Perkebunan teh Sirah Kencong, hingga Candi Panataran. Lama tinggal di mancanegara tak membuat Livi melupakan Indonesia. Lewat film, Livi berharap bisa mengangkat budaya Tanah Air, yang menurutnya sangat beragam dan menarik.(58)

Livi Zheng Jawa Timur, 3 April 1989