
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), dr Santosa SpPD KHOM FINASIM. (Foto: Eko Fataip)
Kurkumin Mampu Obati Kanker Darah
ZAT kurkumin yang terkandung dalam jahe, kunyit dan temulawak, mampu memberikan efek positif pada pasien penderita kanker darah kronik jenis multipel mieloma.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), dr Santosa SpPD KHOM FINASIM mengungkapkan, penambahan kurkumin pada obat utama yakni melfalan akan meningkatkan parameter keberhasilan mencapai 75 persen.
"Obat utama yang ada (melfalan-Red) ditambah dengan kurkumin ini efeknya menjadi baik, tetapi bukan menggantikan obat sebelumnya dan bukan sebagai obat utama," kata Santosa usai ujian promosi terbuka doktor Program Doktor Ilmu Kedokteron/Kesehatan Undip di Gedung Pascasarjana Undip, Jalan Imam Bardjo Semarang, kemarin.
Staf Medis RSUP dr Kariadi ini menerangkan, multipel mieloma merupakan suatu penyakit, yang mana terdapat kelainan sel darah putih mati pada penderita. Kondisi semacam ini dapat merusak darah dan mengakibatkan komplikasi yang bermacam-macam.
"Kurkumin merupakan produk yang aman. Jahe, temulawak, kunyit itu sudah sering kita manfaatkan sebagai jamu, penambah nafsu makan maupun untuk bumbu. Bahan-bahan itu juga mudah didapat di negara kita," ujarnya.
Menurutnya, tingkat keberhasilan penambahan kurkumin diketahui setelah diberikan kepada pasien selama empat bulan. Selama empat bulan itu, pasien multipel mieloma mendapatkan delapan gram kurkumin atau 8 kaplet per hari.
"Angka kejadian penyakit multipel mieloma cenderung meningkat, baik di negara Amerika maupun Asia. Di Indonesia bahkan cenderung dialami orang yang lebih muda atau rata-rata 56 tahun, sedangkan di negara lain di atas 60 tahun," paparnya.
Hasil disertasi tersebut dia paparkan dihadapan Prof Tri Nur Kristina sebagai ketua penguji, Prof Riwanto, Prof C Suharti, Prof Edi Dharmana, Prof Aru W Sudoyo, DR Moedrik Tamam dan sejumlah penguji lain.
Dikatakan pula, sebetulnya sudah ada penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan manfaat kurkumin sebagai anti kanker. Adapun tantangan yang dihadapinya ialah membuat kurkumin dengan volume kecil tetapi memiliki manfaat besar dan efek samping yang minim. Meski demikian, dia mengaku belum memiliki niatan untuk memproduksi massal produk tersebut.
"Ini produk asli Indonesia, yang banyak memiliki manfaat. Tanggung jawab kita sebagai akademisi bagaimana kita menggali obat tradisional menjadi obat yang terbukti secara ilmiah," imbuhnya.
(Eko Fataip /SMNetwork /CN33 )