image

Batu Batikam

28 April 2018 | Jalan-jalan

Simbol Musyawarah dan Perdamaian

DARIIstano Baso, kita bisa melanjutkan perjalanan ke Batu Batikam, di tepi Jorong Dusun Tuo, Nagari Lima Kaum. Perjalanan cuma sekitar 10 menit dari Batusangkar. Batu Batikam berarti batu tertusuk. Situs itu seluas 1.800 meter persegi. Susunan batu seperti sandaran tempat duduk, persegi panjang melingkar. Di bagian tengah ada Batu Batikam dari batuan andesit berukuran 55 x 20 x 40 sentimeter berbentuk hampir segi tiga.

Prasasti Batu Batikam adalah salah satu bukti keberadaan Kerajaan Minangkabau pada zaman Neolitikum. Batu tertusuk melambangkan betapa penting perdamaian dan musyawarah-mufakat di masyarakat Minangkabau. Masyarakat lokal meyakini, Batu Batikam adalah batu yang tertusuk keris Datuak Parpatiah nan Sabatang.

Kisah lain, dulu batu itu tempat musyawarah para kepala suku. Berdasar cerita legenda, Datuak Parpatiah nan Sabatang dan Datuak Katumanggungan dua bersaudara berlainan bapak. Datuak Parpatiah nan Sabatang berbapak cerdik pandai, sedangkan Datuak Katumanggungan berbapak raja berpunya.

Mereka lahir dari rahim ibu yang sama. Datuak Parpatiah menginginkan masyarakat diatur dalam semangat demokratis, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Namun Datuak Katumanggungan menginginkan rakyat diatur dalam tatanan hierarkis, berjenjang sama naik, bertangga sama turun. Karena perbedaan itu, mereka berdua bertengkar.

Untuk menghindari saling melukai, Datuak Parpatiah dan Datuak Katumanggungan menikam batu dengan keris sebagai melampiaskan emosi. Karena itulah, Batu Batikam memiliki lubang yang tembus dari dua sisi.

Hingga kini, perbedaan pendapat antara Datuk Parpatih nan Sabatang dan Datuk Katumanggungan manifes dalam dua sistem pemerintahan Koto Pilang dan Bodi Chaniago. Koto Pilang mencerminkan sistem kekuasaan ala Datuk Katumanggungan, sedangkan Bodi Chaniago merupakan perwujudan sistem pemerintahan ala Datuk Parpatih.(44)