15 April 2018 | Serat

PUISI

Manggar Maula Mahabana

Surga

Aku punya teman sekolah
Namanya Abdullah
Ayahnya suka bercerita tentang surga
Katanya surga itu tempat berfoya-foya

Di surga ada banyak bidadari
Yang cantik jelita
Yang siap melayani
Dengan lembut dan mesra

Di surga tak ada rasa bosan
Kapan saja bisa makan
Semua menu kesukaan
Tanpa takut kekenyangan

Abdullah tiba-tiba menangis dan tertawa
Karena ayahnya tidak tahu letak surga
Aku hanya terpana
Karena menangis dan tertawa sama saja.

Kudus, 2017

 

 

 

Neraka

Aku punya teman ngaji
Namanya Ahmadi
Ayahnya suka bercerita tentang neraka
Katanya neraka itu penuh api dan bara

Di neraka
Banyak kaum pendosa
Bersama iblis dan berhala
Yang tersiksa selama-lamanya

Di neraka tak ada kenikmatan
Yang ada hanya siksaan-siksaan
Aku jadi ngeri membayangkannya
Tapi Ahmadi justru tertawa-tawa

Aku bertanya
Kenapa kamu tertawa
Ahmadi tetap tertawa-tawa
Aku jadi ikut-ikutan tertawa

Kudus, 2017

 

 

 

Mencari Kacamata

Ayah mencari kacamata
Yang biasa dipakainya
Untuk membaca
Untuk berkaca

Ibu jadi curiga
Lalu bertanya-tanya
Untuk apa mencari kacamata?
Bukankah kau sudah memakainya?

Ayah tertawa-tawa
Tapi tiba-tiba murung wajahnya
Aku hanya bisa menduga
Mungkin ayah merasa makin tua.

Kudus, 2017

 

 

 

Ibu Suka Bersolek

Dengan bangga
Temanku bercerita
Tentang ibunya

Katanya ibunya suka bersolek di depan cermin
Wajahnya jadi seperti pelangi
Tiap akhir pekan berganti liontin
Sepatunya pun berhak tinggi

Aku pun membayangkan
Ibunya menjadi biduan
Di panggung hiburan.

Kudus, 2017

-Manggar Maula Mahabana,lahir di Grobogan, 5 Juli 1999. Pernah kuliah di PAI STAIN Kudus. Kini, dia sedang menyusun antologi beatbox puisi. (44)