image
21 Januari 2018 | Ekspresi Suara Remaja

Anak Muda Selayaknya Terjun Ke UMKM

MAKINhari, makin banyak anak muda tertarik menjadi wirausahawan. Di sisi lain, perkembangan usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) yang lambat menunjukkan kurangnya keterlibatan generasi muda di bidang tersebut.

Perkara itu disampaikan Ketua Klaster Pangan Semarang Albert Marbun. Albert mengaku heran dengan kondisi klaster UMKM Kota Semarang yang dikuasai generasi tua, dengan tak ada satu pun anak muda.

“Padahal Pemerintah Kota Semarang siap memfasilitasi para peminat usaha. Jika fasilitas itu didapat oleh pelaku usaha baru, dalam hal ini anak muda atau mahasiswa, dampak yang didapat pasti lebih besar,” ujar Albert.

Saat ini, lanjut Albert, banyak produk yang dijual dengan harga miring. Hal itu bukan karena kualitasnya buruk, tapi karena pemasarannya yang kurang baik.

Menurut Albert, dibutuhkan sentuhan kreativitas untuk meningkatkan nilai jual produk. “Kini kreativitas diartikan dengan memanfaatkan ruang sempit di media sosial untuk jadi etalase yang positif sebagai bentuk promosi,” tuturnya.

Sebelum memaparkan materi tersebut, Albert memberi gambaran soal produk pada masa lampau dan kini. Albert menyebut, Presiden Joko Widodo pernah “mengeluhkan” bisnis mebelnya yang dikalahkan oleh bisnis martabak sang anak, Gibran Rakabuming Raka.

Betapa tidak, selama 25 tahun Jokowi berjuang mengembangkan perusahaannya. Peralatan pembuatan mebel lengkap, promosi sampai ke luar negeri, namun pamornya tetap kalah dengan usaha kuliner Markobar milik Gibran, yang baru digarap lima tahun belakangan.

“Itulah kreativitas,” sebut Albert. Gibran berhasil memanfaatkan media sosial sebagai media promosi, hal yang mungkin tak dilakukan Jokowi untuk memasarkan produk mebelnya.

“Produk atau jasa yang dibangun dengan branding yang baik akan membuatnya terkenal, bisa pula mahal,” lanjut Albert.

Albert merupakan salah satu pembicara dalam Seminar Creative Business Expo 2018, Senin (15/1). Bertempat di Auditorium Ir Widjatmoko Universitas Semarang (USM), seminar tersebut juga menghadirkan menghadirkan Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwanto.

Taat Aturan

“Berpikirlah out of the box, namun jangan sampai melanggar aturan”. Begitu berulang kali kata Fajar ke para peserta seminar. Dalam sesinya, Fajar berbicara seluk-beluk UMKM, mulai dari landasan hukum, kriteria, hingga kunci keberhasilan UMKM.

Tak melulu soal teori, Fajar juga mencontohkan salah satu anak muda yang sukses berwirausaha. Adalah Yesi, mahasiswa USM, yang kini tengah berbisnis warung penyetan, sate, juga martabak. Fajar mengaku salut dan mendukung penuh anak muda berjiwa wirausaha.

Tidak sekadar omong belaka, di tengah-tengah acara Fajar bahkan menghibahkan satu klaster UKM agar diisi mahasiswa USM. Selain seminar, Creative Business Expo 2018 juga menghadirkan 50 stand UMKM Kota Semarang.

“Acara ini adalah garapan mahasiswa prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) USM yang mengambil mata kuliah Kewirausahaan.

Ada sekitar 200- an mahasiswa yang diwajibkan terjun langsung ke UMKM Kota Semarang,” jelas dosen Kewirausahaan, Febrian Wahyu Christanto.

Ketua Creative Business Expo 2018 Novan Dwi Anggarda menambahkan, tiap 2-4 mahasiswa melakukan pendampingan pada satu UMKM selama dua bulan. UMKM tersebut meliputi bidang kuliner, jasa, dan kerajinan tangan.

Selanjutnya, saat masa pendampingan itu mahasiswa dapat membantu meningkatkan strategi penjualan, juga melakukan inovasi produk.

Hari selanjutnya, Selasa (16/1), terselenggara Workshop Digital Marketing yang diikuti 30 peserta UMKM Kota Semarang. Acara yang menghadirkan April Firman Daru sebagai pembicara tersebut bertujuan agar para pelaku UMKM dapat meningkatkan strategi promosi produk secara daring sehingga dapat meningkatkan penjualan.

“Kami berharap Creative Business Expo 2018, baik seminar maupun expo UMKM, bisa jadi inspirasi mahasiswa untuk berwirausaha. Sebab, selama ini sering kali mahasiswa fokus setelah kuliah berarti cari kerja,” pungkas Novan.(63)

Sofie Dwi Rifayani