Sawah Margadana Tak Lagi Produktif
- Puluhan Hektare Jadi Tambak
TEGAL- Puluhan hektare sawah di Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana Kota Tegal kini tak lagi produktif menghasilkan panen padi yang maksimal. Akibatnya banyak petani kini memanfaatkan lahannya menjadi tambak untuk budi daya ikan.
Seorang petani setempat, Talan, kemarin mengungkapkan, sejak beberapa tahun terakhir di wilayah tersebut kondisi sawah telah berubah dan tidak bisa untuk ditanami padi. Saat petani mencoba memaksakan diri untuk menamam padi, ujung-ujungnya merugi.Hasilnya tidak maksimal bahkan ada yang sampai gagal panen.
Maka sejak saat itu, ia kemudian berinisiatif untuk memanfaatkan lahannya menjadi tambak untuk budidaya ikan lele dan nila. Dalam beberapa tahun terakhir budi daya ikan, ia mengaku hasilnya cukup lumayan, tidak kalah dibandingkan dengan menanam padi. ”Alhamdulillah hasilnya cukup lumayan ada keuntungan dan bisa buat belanja bibit ikan lagi,” kata dia, kemarin.
Ketua RW9 Margadana, Abdul Wahab saat berdialog dengan Plt Wali Kota Nursholeh, belum lama ini, mengungkapkan, sekarang ini, sawah khususnya di Jalan Abdul Syukur Margadana sudah tidak bisa lagi ditanami padi.
Air Asin
Pasalnya, tanah kering dan air asin dari laut sudah merambah ke areal persawahan. Meski Pemkot Tegal telah membuat saluran untuk antisipasi dalam meredam air laut masuk, namun padi yang dihasilkan tetap tidak bisa maksimal.
Akibatnya, sawah beralih fungsi menjadi tambak. ”Inilah yang kemudian petani memutuskan beralih profesi menjadi petambak. Baik udang vanamei, udang, dan ikan jenis lainnya,” kata Wahab saat berdialog di Pendapa Kelurahan Margadana, belum lama ini. Namun menjadi petambak yang sukses bukan tanpa halangan, khususnya bagi petani yang membudi daya udang vanamei.
Tidak tersedianya jaringan listrik untuk menyalakan kincir air menjadi salah satu kendala. Kincir air disebut sangat membantu dalam menghasilkan panen udang yang maksimal. Untuk menjalankan kincir 24 jam membutuhkan pasokan listrik yang memadai. Selama ini petambak masih menggunakan genset yang tidak mampu bekerja sehari penuh. Itu belum ditambah biaya untuk membeli solar yang cukup banyak. ”Listrik saat ini belum memasuki wilayah tambak-tambak warga yang berada di dekat jalan lingkar utara yang belum jadi,” kata dia.
Untuk itu ia berharap dengan kondisi yang demikian, Pemerintah Kota Tegal bisa membantu petani tambak dengan membuatkan jaringan listrik, agar petani bisa terus bekerja dalam mencukupi kehidupan. Jangan sampai sawah yang sudah tidak bisa untuk menanam padi dan kemudian beralih menjadi tambak juga tak mampu menghasilkan panen yang maksimal.(enn- 15)