image

KERUK SEDIMEN SUNGAI : Petani di Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu, Brebes, menurunkan alat berat untuk mengeruk sedimen sungai untuk memperlancar pengairan 443 hektare sawah di desa mereka. (suara merdeka.com/Teguh Inpras)

30 April 2018 | 00:17 WIB | Suara Banyumas

Bendung Jebol, Petani Buat Saluran Darurat

BUMIAYU, suaramerdeka.com- Akibat Bendung Notog  jebol dihantam banjir, Rabu pekan lalu, kebutuhan air bagi para petani terganggu. Untuk menjaga pasokan air, petani di Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu, Brebes, Minggu (29/4) kemarin, bekerja bakti mengeruk sedimen sungai dan membuat saluran untuk memperlancar pengairan ke sawah mereka.

Lokasi kerja bakti difokuskan di pintu Bendung Notog. Dalam kerja bakti itu, petani dibantu satu unit alat berat untuk mengeruk sedimen sungai agar air sungai masuk ke saluran irigasi. Alat berat yang dioperasikan tersebut berasal dari pinjaman pengusaha galian C.

Petugas pengairan desa (ulu-ulu) setempat Rahmat mengatakan ada 443 hektare sawah yang tidak terairi menyusul jebolnya Bendung Notog. ‘’Karena badan bendung jebol, air tidak bisa masuk ke saluran irigasi. Oleh karenanya kami bekerja bakti melakukan pengerukan sedimen agar air masuk ke saluran irigasi,’’ kata dia.

Mewakili para petani, pihaknya mengapresiasi pengusaha galian C yang membantu alat berat sehingga meringankan petani dalam membuat saluran darurat.’’Sedimentasi sungai cukup tinggi, butuh berhari-hari jika dikerjakan secara manual,’’ katanya.

Keburuhan Darurat

Kepala Desa Kalinusu Khaeroni mengatakan jebolnya Bendung Notog telah dilaporkan bahkan ditinjau oleh dinas terkait. Menurutnya, kerja bakti dilakukan karena petani  sangat membutuhkan air. Sementara dari pemerintah belum ada kejelasan mengenai penanganan Bendung Notog.

‘’Karena kondisinya darurat (tanaman butuh air-red), petani  kemudian memutuskan kerja bakti dan memperoleh pinjaman alat berat dari pengusaha sehingga proses pengerukan sungai bisa cepat dilakukan,’’ katanya.

Ketua LSM Penyelamat Air Tanah dan Daerah Aliran Sungai (Patal DAS) Mohammad Jamil yang mengikuti kerja bakti mengatakan pemakaian alat berat murni untuk  membantu petani melancarkan saluran irigasi.

Pada bagian yang lain, Jamil meminta Pemkab menyiagakan alat berat di wilayah selatan untuk memudahkan  penanganan jika terjadi bencana longsor atau banjir.’’Wilayah selatan rawan bencana baik longsor dan banjir. Adanya alat berat memudahkan penanganan,’’ kata dia.

(Teguh Inpras Tribowo /SMNetwork /CN39 )

NEWS TERKINI