image
15 April 2018 | Sehat

Solusi Aman Konsumsi Makanan Kaleng

Sejak marak berita mengenai penemuan cacing dalam kemasan ikan makerel kalengan, masyarakat mendadak paranoid terhadap kalengan jenis apa pun. Meskipun pemerintah telah menarik beberapa merek yang tidak layak konsumsi tersebut, kita cenderung meragukan makanan kalengan yang telah dibeli.

Sebelum merasa paranoid, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengapa bisa ada parasit cacing dalam makanan kalengan?

Prof dr Siti Fatimah Muis MSc SpGK, ahli gizi RSUP dr Kariadi Semarang mengatakan, cacing bisa terdapat pada ikan kalengan yang utuh, karena tidak dibelah atau dipotong, otomatis isi perut ikan tidak dibersihkan. ”Dalam ikan makarel sering terdapat cacing.

Namun cacing tersebut sudah berupa parasit yang mati, tidak mungkin berkembang atau hidup setelah dikalengkan, karena ikan sudah melalui proses masak,” paparnya. Meskipun cacing yang terdapat dalam ikan sudah mati, tentu saja akan menimbulkan reaksi pada tubuh kalau kita konsumsi.

Bagaimana reaksi tubuh bila telanjur mengonsumsi ikan kalengan yang terdapat parasit cacing? Fatimah menjelaskan, tubuh bisa alergi dan terjadi gatal-gatal pada beberapa bagian tubuh. Belum lagi rasa jijik.

Bisa juga mengalami diare, mual atau muntah. Dalam kondisi terburuk, seseorang yang telanjur mengonsumsinya bisa mengalami shock anafilaktik; yang ditandai dengan kesulitan bernafas, dan tekanan darah menurun drastis.

Bila parasit tersebut mengandung racun dan bisa menimbulkan shock, harus dipastikan jenis cacingnya, apakah terbukti mengandung senyawa yang beracun atau kumannya menularkan zat beracun. ”Shock anafilaktik bisa terjadi kalau orang yang memakannya memang memiliki alergi terhadap senyawa atau protein tertentu.

Tapi belum pernah ada penelitian yang mengatakan bahwa cacing bisa membuat orang mengalami syok anafilaktik. Kondisi ini hanya merupakan kemungkinan paling ekstrim,” jelas dosen Fakultas Kedokteran Undip tersebut.

Tips Aman

Konsumsi Dengan adanya beberapa merek yang ditarik dari pasaran, bukan berarti kita harus anti terhadap semua makanan kalengan. Makanan kalengan memiliki beberapa manfaat selain karena kepraktisannya bagi yang tak sempat masak.

Yakni menjadi solusi bagi mereka yang bepergian jauh, baik ke daerah yang sulit untuk mendapatkan jenis makanan tertentu seperti ikan, daerah terpencil, hingga para pendaki gunung. Untuk memastikan bahwa makanan kalengan yang Anda makan aman, lihat kemasannya ketika membeli.

Lihat tanggal kedaluwarsa, pastikan tidak kedaluwarsa dan kondisi kemasan masih bagus; kaleng tidak peyot, bersih, dan label tidak terlihat sudah kusam. Produk yang bagus biasanya berlabel SNI, BPOM, dan halal. Bila Anda hendak membeli produk ikan kalengan, pilih ikan yang sudah dipotong-potong.

Ini biasanya akan terlihat dari gambar kemasan. Bila Anda lebih memilih ikan yang utuh, baik itu ikan besar maupun kecil, setelah membuka kemasan, potong-potong dan periksa, apakah produk tersebut masih bagus.

Baik membeli yang sudah berupa potongan maupun tidak, cek aroma dan bentuknya. Aroma makanan yang masih bagus tentu saja tidak berbau busuk, masih terlihat segar, warnanya bagus (tidak kusam), dan tidak berlendir.

Fatimah menyarankan membeli produk dalam negeri dan dari pabrik yang sudah terpercaya, lebih baik daripada membeli produk impor. Ini karena beberapa produsen mengolah produk yang menjadi andalan daerahnya. Meskipun makanan kalengan sudah dimasak, daripada langsung dikonsumsi, sebaiknya dimasak terlebih dahulu.

Baik itu memanasinya lewat microwave maupun memasaknya dengan menambahkan beberapa bumbu. Terakhir, sebaiknya kita tidak terlalu sering mengonsumsi makanan kalengan. Meskipun menjadi solusi yang praktis, utamakan memakan makanan segar yang tidak berpengawet.(Irma Mutiara Manggia-58)