image

SM/dok : Salah satu transgender, Bruce Jenner yang melakukan operasi transeksual dan mengubah namanya menjadi Caitlyn Jenner. (58)

01 April 2018 | Sehat

Lika-Liku Operasi Transeksual

Beberapa hari belakangan masyarakat ramai membincarakan mengenai operasi transeksual (transgender). Hal ini merujuk pada seseorang yang baru saja melakukannya dengan mengubah kelaminnya dari laki-laki ke perempuan.

Nah, sebelum membahas mengenai operasi transeksual yang dilakukan individu dewasa, kita perlu mengetahui adanya pembedahan “penyesuaian jenis kelamin”. Apa maksudnya?

Dr Najatullah SpBP-RE(K) MARS, kepala sub-bagian bedah plastik RSDK Semarang menjelaskan, pembedahan atau operasi penyesuaian kelamin dilakukan ketika pasien mengalami kelainan atau ketidaksempurnaan pada kelaminnya sejak lahir. Orang awam menyebutnya sebagai berkelamin ganda. Adanya kelamin ganda tersebut tentu saja tidak terlihat normal seperti laki-laki ataupun perempuan pada umumnya, yang membuatnya sulit dibedakan. Berdasarkan kelainan tersebut, maka dilakukan pembedahan untuk menentukan jenis kelamin. Namun untuk memutuskan melakukan operasi tidak semudah itu.

Harus melalui pemeriksaan dan ada tim dokter yang mengawasi. Untuk memastikan jenis kelaminnya, pasien diperiksa kromosomnya dan dilakukan USG, untuk melihat struktur reproduksi dalam tubuhnya. Pemeriksaan kromosom dilakukan untuk menentukan apakah bayi tersebut lebih dominan kromosom perempuan atau lakilaki. Operasi penyesuaian jenis kelamin akan dilakukan berdasarkan jumlah kromosom yang lebih dominan. Bagaimana jika kelainan kromosomnya tidak jelas atau sulit terdeteksi lebih dominan yang mana? “Tim dokter biasanya melakukan konseling dengan orang tuanya. Anak akan dibesarkan ke arah lakilaki atau perempuan? Karena bisa saja terjadi perlawanan dari anak setelah ia tumbuh dewasa,” papar Najat.

Ia menuturkan, terkadang operasi dilakukan setelah anak tumbuh dewasa, setelah ia bisa menentukan dan memutuskan akan menjadi laki-laki atau perempuan. Hal tersebut tentu saja untuk menghindari perlawanan dari anak, karena merasa tubuhnya tidak sesuai dengan jiwanya.

Development Sexual Disorder

Nah, operasi penyesuaian kelamin tersebut dilakukan bagi mereka yang mengalami Development Sexual Disorder (DSD). Ada yang bukan karena faktor DSD atau faktor bawaan lahir, tapi semata untuk mengubah tampilannya.

Ya, ada banyak cara yang dilakukan untuk mengubah tampilan pada diri seseorang. Baik itu perempuan yang mengubah tampilannya menjadi seperti laki-laki maupun sebaliknya. Salah satunya dengan melakukan operasi ganti kelamin atau operasi transeksual. Sebelum seseorang menjalani operasi transeksual, biasanya dilakukan penyuntikan hormon secara berkala, yang diteruskan bahkan setelah pasien telah melakukan operasi. Penyuntikan hormon tersebut, misalnya pada laki-laki, berfungsi untuk membuat kulit lebih halus, suara lebih halus atau lembut, dan merangsang pertumbuhan payudara. Mengapa penyuntikan terus dilakukan meski pasien telah menjalani operasi pergantian jenis kelamin?

Tentunya untuk mempertahankan beberapa hal yang diubah tadi. Apabila suntik dihentikan, pasien bisa kembali memiliki kulit yang lebih kasar atau suara lebih besar. Hal tersebut tentunya berbeda pada masing-masing individu. Untuk melakukan operasi transeksual tidak semudah yang dibayangkan. Ada sesi konseling dengan psikiatri sebelumnya dan tidak bisa diputuskan sendiri (oleh pasien). Tindakan pembedahan harus melalui persetujuan tim dokter dan tentu rumah sakit. Karena tidak semua rumah sakit bisa menyetujui prosedur tersebut.

Dengan kata lain, oeprasi transeksual hanya bisa dilakukan di rumah sakit tertentu. Najat menjelaskan, dilakukannya operasi transeskual tersebut biasanya bagi kepuasan pribadi dari pasien, tidak berhubungan dengan kelainan bawaan ataupun hal yang membahayakan dari segi kesehatan.( Irma Mutiara Manggia-58)