image

Foto: rebanas.com

16 Februari 2018 | 23:27 WIB | Kejawen

Tabir Gaib Dewi Lanjar di Pantai Slamaran

Jika di Laut Selatan masyarakat mengenal sosok Ratu Kidul, maka beda halnya dengan Laut Utara. Di pesisir Pantai Utara, tepatnya di Pekalongan, nama Dewi Lanjar mahsyur dikenal sebagai penguasa Laut Utara.

Letak keraton Dewi Lanjar terletak di pantai Pekalongan, tepatnya di sebelah sungai Slamaran. Menurut legenda, ia bernama asli Dewi Rara Kuning. Ia dipanggil dengan nama Dewi Lanjar karena menjadi janda di usianya yang masih sangat muda.

Dalam riwayat lain disebutkan, suami Dewi Lanjar yang merupakan prajurit Mataram, meninggal dalam tugas berperang. Ini diketahuinya setelah putus asa karena tak berhasil bertemu suaminya di medan laga.

Di perjalanan, ia bertemu dengan Sunan Kalijaga dan disarankan untuk mencuci beras. Sunan Kalijaga menyuruh Dewi Lanjar mengikuti arah aliran air bekas cucian beras itu. Ternyata, aliran air bekas cucian beras mengarah pada makam suami Dewi Lanjar.

Setelah suaminya meninggal, Dewi Lanjar memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya agar tidak terus-menerus dirudung duka. Setibanya di Sungai Opak, ia bertemu dengan Panembahan Senopati. Kepada sang raja, ia mengutarakan kesedihannya. Ia pun disarankan untuk menghadap Ratu Kidul di Pantai Selatan.

Syahdan setelah moksa dari pertapaannya, Dewi Lanjar menghadap Ratu Kidul dan meminta agar dijadikan anak buah. Ratu Kidul menerimanya. Salah satu tugas yang harus dijalankan Dewi Lanjar adalah mengganggu Raden Bahu yang sedang membuka hutan Gambiren (kini berada di sekitar jembatan anim Pekalongan dan desa Sorogenen).

Namun Raden Bahu tidak terpengaruh dengan godaan Dewi Lanjar. Akhirnya ia memohon izin kepada Raden Bahu dan Ratu Kidul untuk tinggal di Pantai Utara Jawa, tepatnya di Pekalongan.

Ritual Pesugihan

Dewi Lanjar diyakini berparas cantik dan mempesona bagi siapa saja yang melihatnya. Konon, siapapun yang bersemadi dan meditasi di pantai utara Jawa hingga bertemu dengan Dewi Lanjar, maka ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan dan biasanya berupa kekayaan. Karena ini pula kemudian muncul kepercayaan berupa Pesugihan Dewi Lanjar.

Dalam ritual pesugihan tersebut diyakini seseorang melakukan perjanjian dengan Dewi Lanjar berupa tumbal nyawa baik dari anggota keluarga maupun dirinya sendiri. Konon Dewi Lanjar akan memberikan sekutunya pinjaman berupa uang sebagaimana yang telah mereka sepakati.

Namun, sebagai imbalannya,  seseorang yang melakukan ritual pesugihan akan mengalami nasib tragis. Salah satu anggota keluarganya akan meninggal dunia tanpa sebab yang jelas. Masyarakat sekitar Pekalongan percaya, kematian tersebut akibat tumbal dari pesugihan Dewi Lanjar.

Orang-orang yang semasa hidupnya bersekutu untuk mendapatkan pesuihan Dewi Lanjar, diyakini menjadi bahan pembuat jembatan di dalam keraton Dewi Lanjar.

Masyarakat setempat juga meyakini, bekas rumah Dewi Lanjar yang terletak di Desa Wonoyoso, Kecamatan Buaran, dijadikan pemakaman umum "Sri Kuning".

(Berbagai sumber /SMNetwork /CN41 )