image

Foto: Istimewa

08 Februari 2018 | 23:33 WIB | Kejawen

Bertemu Ratu Kidul di Panggung Sangga Buwana

Ada banyak tempat yang diyakini menjadi pintu gerbang pertemuan dengan Ratu Pantai Selatan atau Ratu Kidul. Di Jawa Tengah, lokasi sakral yang diyakini sebagai tempat pertemuan dengan Ratu Kidul berada di Panggung Sangga Buwana di Keraton Surakarta.

Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II sekitar tahun 1744 sebagai ganti dari keraton Kartasura yang hancur lebur. Pada tahun 1782, atau 1708 dalam kalender Jawa, Sri Susuhunan Paku Buowo III mendirikan sebuah bangunan bernama Panggung Sangga Buwana. Menara ini pernah terbakar pada 19 November 1954, lalu dibangun kembali dan selesai pada tanggal 27 Rabingulawal 1891, atau 30 September 1959.

Bangunan berbentuk menara itu dibangun di dalam lingkungan kedhaton Keraton Kasunanan Surakarta. Panggung Sanggabuwana memiliki tinggi sekitar 30 meter, dan memiliki 4 tingkat. Pada tingkat 3, menghadap ke utara, terdapat sebuah jam besar yang dapat berbunyi sendiri.

Pada tingkat yang paling atas, digunakan raja untuk bermeditasi, sesaji, dan melihat pemandangan kota sekitarnya. Panggung Sangga Buwana juga dijadikan sebagai sarana pengontrol keadaan sekitar keraton, mengingat bangunannya yang lebih tinggi dari bangunan sekitar.

Selain itu Panggung Sangga Buwana diyakini sebagai tempat pertemuan raja-raja Surakarta dengan Kanjeng Ratu Kidul. Ini ditandai dengan letak Panggung Sangga Buwana tersebut, persis segaris lurus dengan jalan keluar kota Solo yang menuju ke Wonogiri. Konon, menurut kepercayaan, hal itu memang disengaja, sebab datangnya Ratu Kidul dari arah Selatan.

Istri Spiritual

Kanjeng Ratu Kidul merupakan pelindung dan pasangan spiritual Panembahan Senapati sebagai pendiri Kerajaan Mataram, maupun keturunannya, baik di Keraton Surakarta maupun Yogyakarta. Kedudukannya berhubungan dengan Merapi-Keraton-Laut Selatan yang berpusat di Keraton Surakarta dan Yogyakarta.

Menurut kalangan Keraton Surakarta, Kanjeng Ratu Kidul menjadi istri spiritual mulai Raja Paku Buwono I sampai IX. Namun sejak Paku Buwono X, Ratu Kidul tidak lagi menjadi istri raja.

Konon penyebabnya, suatu ketika Paku Buwono IX akan bertapa di panggung Sangga Buwana. Namun ternyata calon putra mahkotanya yang berumur 3 tahun ikut. Saat pertemuan raja dan Ratu Kidul, tiba-tiba putra raja hendak terjatuh. Namun sang putra mahkota bisa diselamatkan oleh Ratu Kidul.

Saat menyelamatkan itulah, Ratu Kidul memanggil anak tersebut dengan sebutan 'anakku'. Anak tersebut lalu benar-benar dianggap sebagai anak sendiri oleh Ratu Kidul dan dijadikan putra mahkota di keraton.

Konon, semenjak peristiwa itu, dari Paku Buwono X hingga XIII, mitos Ratu Kidul sebagai istri spiritual Raja Surakarta semakin menghilang. Namun, Kanjeng Ratu Kidul diyakini masih sering hadir dalam momen-momen tertentu, antara lain saat penampilan tari sakral 'Bedaya Ketawang'.

 

 

(Berbagai sumber /SMNetwork /CN41 )