image

Foto: cyprus.wiz-guide.com

20 Januari 2016 | 17:04 WIB | Intim

Ini Kriteria Pasangan yang Harus Diukur Sebelum Terima Pinangannya

WANITA suaramerdeka.com - Rasa-rasanya hubungan antara kamu dan dia sudah berjalan sangat lama. Satu tahun? Dua tahun? Atau lebih dari lima tahun? Tapi sepertinya si dia masih belum menunjukkan tanda-tanda keseriusan untuk meminangmu ke pelaminan.

Jangan khawatir, ladies. Untuk mengetahui apakah dia setia dan pantas untuk dinikahi, ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk menilai kadar kesetiaan pasanganmu.

Menghormatimu sebagai pilihan hidupnya. Ada banyak kriteria yang bisa digunakan untuk menilai seberapa menghormatikah dia padamu. Dalam konteks ini, kamu bisa melihat bagaimana sikapnya ketika kamu membutuhkan pundaknya untuk bersandar. Apakah dia setia mendengarkan pendapat dan ocehanmu? Dan apakah dia menghargaimu sebagai wanita yang terpilih?

Mampu mengendalikan emosi. Untuk yang satu ini terkadang kaum pria masih banyak yang sulit melakukannya. Uring-uringan akibat kesibukan yang menumpuk di tempat kerja biasanya membuat dia lost control. Tapi sebetulnya dia harus mampu mengendalikan emosinya agar hatimu tidak terluka.

Selalu ada ketika dibutuhkan. Mungkin pasanganmu adalah seorang pria yang supersibuk. Ada saatnya kamu mengerti, dan ada saatnya kamu ingin dimengerti. Dan ketika sedang ingin dimengerti, maka dia pun akan ada di sisimu, sebagai bentuk tanggung jawabnya.

Keukeuh mempertahankan hubungan di saat tiba pada titik jenuh. Hubungan terlalu lama kadang-kadang kerap diguncang kejenuhan. Namun sebagai pria setia yang benar-benar mengharapkanmu untuk menjadi ibu dari anak-anakmu kelak, dia akan teguh mempertahankan hubungan kalian. Di sini kamu bisa melihat, apakah dia meragukan atau tidak untuk melangkah bersama menuju ikatan berkeluarga.

Tujuan hidup yang jelas adalah visinya. “Jalani seperti air” mungkin sudah menjadi idiom umum bagi orang-orang yang belum tahu akan kemana dia melangkah. Namun untuk menjadikan seorang pria sebagai pasangan hidup, kamu harus melihat bagaimana visinya ke depan.

Menganggapmu sebagai bagian tak terpisahkan dari dirinya. Ketika pasanganmu berhasil membuatmu nyaman sehingga kamu patut dihargai sebagai bagian darinya, segeralah katakan “ya” saat dia menanyakan kesiapanmu untuk berumahtangga dengannya. Dengan membuatmu sebagai bagian dari hidupnya, dia tidak akan mau menyakitimu. Apalagi menyakiti orang tua dan keluargamu. Mana ada seseorang yang ingin menyakiti hidupnya sendiri?

Kalau kriteria-kriteria itu sudah ada pada calon suamimu, mantapkanlah hatimu untuk menggandeng tangannya di pelaminan. Karena seluruh manusia ingin dimengerti, namun ada saatnya seorang yang lain mau mengerti.

(Fadhil Nugroho Adi /CN41 )