Harga, Inovasi dan Loyalitas Konsumen Kunci Pemenang Bisnis Perhotelan
SOLO, suaramerdeka.com- Apabila berbicara bagaimana memenangkan persaingan hotel baik merajai di tingkat hunian kamar serta aktivitas meeting di hotel, tidak terlepas dari Harga, Inovasi dan Loyalitas. Ketiganya sangat terkait dan tidak bisa di pisahkan. Kaitannya mengenai harga, tentunya Pasar akan melihat hotel tersebut dari berbagai sisi antara lain letak, fasilitas yang dimiliki hotel, Product, service serta klasifikasi hotel berbintang.
Sekarang era digital, tamu yang akan menginap ataupun mengadakan meeting di hotel bisa melihat di Website. Mereka bisa melihat segalanya mulai dari harga, fasilitas hotel berupa photo-photo yang ditampilkan, serta yang paling penting adalah komentar tamu yang ada di OTA ( Online Travel Agent).
Di sisi harga, tamu yang akan reservasi serta menentukan pilihan mana yang akan dipilih untuk stay, tentunya tamu tersebut sudah mempertimbangkan pilihannya karena prestige serta komentar dari yang telah menginap di hotel itu.
Inovasi sangat diperlukan di bisnis perhotelan. Inovasi tidak hanya di pengembangan produk dari hotel itu sendiri tetapi juga service yang diberikan tamu harus berinovasi, contohnya adalah Best Western Premeir Solo Baru memberikan surprise kepada tamu dengan atraksi live cooking di depan pintu kamar hotel. Selain itu SDM (Sumber Daya Manusia) juga menjadi concern kita dengan melakukan kegiatan training yang mengasah skill dan ilmu-ilmu baru di dunia perhotelan.
Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kepuasaan konsumen lebih cenderung mempengaruhi sikap konsumen. Jadi tamu yang menginap maupun mengadakan meeting harus iberikan layanan yang terbaik dari product maupun service karena dengan memberikan yang terbaik, mereka pasti kembali ke hotel dan bisa jadi akan mempromosikan kepada teman, keluarga ataupun koleganya.
Penghargaan
Seperti yang dilakukan Best Western Premier Solo Baru yang telah menerapkan konsep ketiganya. Hasil dari itu, hotel itu mendapatkan beberapa penghargaan di tahun 2017 sebagai Best Revenue 2017 dari seluruh Best Western di Indonesia, Exceptional Guest Experience Premium, Category 4 Star hotel dari Traveloka, serta di tahun 2016 mendapatkan penghargaan Best Production, Best Revenue, Best Review dari Booking.com.
"Selain itu dari awal Tahun 2018 hingga April ini, Best Western Premier Solo Baru dari sisi Revenue sudah di atas budget atau target setiap bulannya" terang Oji Fahrurrazi, General Manager Best Western Premier Solo Baru.
Ditambahkan pula, bahwa hotel dengan Occupancy selalu tinggi setiap bulannya belum tentu memberikan keuntungan yang maksimal. Contohnya hotel tersebut rame terus, tapi jualan dengan harga rendah dan pasti menyebabkan biaya operasional tinggi, maka keuntungan yang diberikan pasti kecil sekali.
"Tidak sedikit General Manager dan teamnya bangga dengan Occupancy tinggi namun setelah dilakukan penghitungan laba, ternyata hasil yang didapatkan minim sekali akibat jualan kamar yang terlalu rendah, untuk itu seorang General Manager harus jeli dalam menerapkan strategi penjualan kamarnya" terang Oji Fahrurrazi
(Setiawan Hendra Kelana /SMNetwork /CN26 )