image

BERIKAN PENJELASAN : Steerring Committee Biennale Jateng #2 , Oei Hong Djien menjelaskan koleksi lukisan di OHD Museum, Jalan Pangeran Diponegoro 74, Magelang, Jateng, (25/2). (66)

26 Februari 2018 | Focus Group Discussion

Berharap Perupa Hadirkan Karya-Karya Terbaik

MAGELANG- Pemilik OHD Museum yang merupakan Steering Committee Biennale Jawa Tengah #2 2018, Oei Hong Djien mengulas cara pandangnya tentang kegiatan dua tahunan yang akan digelar akhir tahun ini.

Menurut dia, perlu adanya perbaikan yang dipelajari dari penyelenggaraan sebelumnya. Salah satunya, menghadirkan karya-karya terbaik dari perupa yang terlibat.

”Dulu yang belum sempurna, ini tentunya harus minimal lebih baik, ada kemajuan,” kata Oei Hong Djien saat ditemui di rumahnya, Jalan P Diponegoro 74, Magelang, Sabtu (24/2). Dia menjelaskan, Biennale adalah kegiatan seni rupa yang bukan komersial.

Konten yang dikuatkan adalah tentang wacana. ”Selalu membawa tema yang relevan dengan zaman atau kejadian tertentu. Signifikasi terhadap apa yang diusung,” ucapnya.

Atas hal tersebut, kata dia, kurasi harus dilakukan dengan baik. Saat ini kegiatan seperti Biennale dan Art Fair banyak diselenggarakan. ”Tentu orang tidak bisa menghadiri semuanya. Akan memilih mana yang belum pernah lihat, menurutnya bagus.

Itu preferensi. Dan preferensi tergantung reputasi. Serta reputasi harus dibangun. Branding terhadap Biennale Jateng itu perlu,” paparnya.

Dia mencontohkan Biennale di Venesia. Citra terhadap acara itu sudah sangat baik. Banyak orang antre untuk datang di acara tersebut.

Membangun Brand

”Orang tidak perlu disuruh, sudah berebut ke sana. Tetapi kita masih dalam tahap awal, tahap membangun brand. Kita tidak bisa mengharapkan di penyelenggaraan kedua ini bisa langsung sempurna. Harus ada perbaikan.

Kalau ada perbaikan, sudah membesarkan hati. Tentu ini komitmen stakeholder,” katanya. Kurator Biennale Jawa Tengah #2 2018 ini sempat mengutarakan beberapa nama perupa yang sudah masuk daftar undangan.

Menurut dia, perupa-perupa tersebut termasuk perupa papan atas Indonesia. Mempunyai pengalaman tidak hanya nasional. ”Mereka perupa yang juga mempunyai pengalaman internasional, termasuk diundang ikut Biennale dan pameran di luar negeri. Nama yang sudah tidak asing di dunia seni rupa,” ungkapnya.

Meski demikian, Oei Hong Djien mengingatkan jika perupa yang sama, karyanya belum tentu sama. Dia mengharapkan karya yang ikut berpameran adalah karya terbaik perupa tersebut. ”Diusahakan, para perupa hadir dengan karya terbaik. Supaya memberikan citra yang bagus,” ujarnya.

Biennale Jawa Tengah #2 2018 dijadwalkan digelar di Kota Lama, Semarang. Hal itu dia pandang sebagai nilai tambah untuk mempromosikan. ”Kota Lama di mana-mana mempunyai daya tarik. Tetapi soal karya itu berbeda. Tidak bisa nebeng Kota Lama.

Saya kira harus lebih bagus, karena ada sejarahnya. Menambah nilai sejarah Kota Lama. Tantangan tersendiri. Harus dicoba, serius, lakukan yang terbaik, walaupun belum terntu berhasil,” tandasnya.(akv-55)