image

Kalanari Theatre Movement (Foto suaramerdeka.com/dok)

02 April 2018 | 12:50 WIB | Fashion

Kalanari Theatre Movement Selaraskan Fesyen dan Theater 

JAKARTA, suaramerdeka.com– Perjalanan singkat kelompok seni Kalanari Theatre Movement ke pulai Morotai, menginspirasi mereka membuat karya seni pertunjukan unik. 

Lakon berjudul Moro: A Fashion Story, oleh kelompok seni dari Yogyakarta berhasil dilaraskan dalam format tari, musik, visual dan fesyen di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Minggu (1/4) malan. 

Kalanari Theatre Movement adalah salah satu komunitas terpilih yang tampil di program Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia. 

Sebuah program edukasi seni pertunjukan dari Bakti Budaya Djarum Foundation dan Garin Workshop yang mencakup teori dan praktik dalam proses pembuatan seni pertunjukan.

Pementasan berdurasi kurang lebih 60 menit ini, berawal dari perjalanan Kalanari Theatre Movement  ke pulau Morotai. Dan mencatat sebuah filosofi menawan, yaitu Morodina, Morodaku, Morodahu, dan Morodaki. 

Filosofi tersebut secara ringkas menceritakan bahwa leluhur suku Moro hidup dan berasal dari laut, langit, hutan, dan permukaan tanah. 

Dibalut dalam satu cerita yang mengisahkan seorang nenek bernama Tun yang pernah hilang dan kembali. Dipercaya bahwa Tun melakukan perjalanan antara dunia manusia dengan dunia lain yang tak kasat mata.

Keempat unsur utama tadi, dirangkai sebagai teks yang dibalut dengan tari, musik, fesyen. 

Kalanari Theatre Movement membingkai bagaimana warna, nuansa, model, serta gaya fesyen tercipta. 

Dijelaskan Gandez Sholekah, pimpinan produksi Kalanari Theatre Movement,
teater adalah pintu masuk sekaligus pintu keluar untuk mempelajari, mengiterpretasi, mengeksplorasi lalu merepresentasikan kebudayaan suatu masyarakat. 

Tak hanya sebagai pencipta pertunjukan, teater memiliki visi dan misi yang luhur dalam mengembangkan kebudayaan masyarakat dengan mengedepankan nilai-nilai utama kemanusiaan. 

Penampilan Kalanari Theatre Movement sekaligus menutup rangkaian pertunjukan karya komunitas seni yang terpilih melalui program Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia yang telah berlangsung selama bulan Maret 2018. 

Program ini dilatarbelakangi seni pertunjukan yang terus berkembang di Indonesia, namun hal ini tidak sejalan dengan kemampuan membangun dan meregenerasi komunitasnya yang tak lepas dari kemampuan mengembangkan gagasan kreatif menjadi sebuah karya kolaboratif dengan mitra-mitra strategi. 

(Benny Benke /SMNetwork /CN19 )