Kampung Bekelir, Berdaya Lewat Seribu Mural
JAKARTA, suaramerdeka.com- Kampung Bekelir yang terletak di Kelurahan Babakan, Kota Tangerang, Banten menjadi contoh nyata transformasi wajah kampung kumuh menjadi rapi dan berwarna-warni. Semula, kampung yang berada di pinggiran Kali Cisadane ini terlihat lusuh dan kotor.
Berkat kerjasama sekelompok anak muda dan program Corporate Social Responsibility (CSR) Pacific Paint, terwujudlah kampung dengan gambar mural sebanyak 1121 di setiap dinding rumah. Mural sebanyak itu belum termasuk grafiti dan coretan warna-warni di jalan kampung yang beralaskan conblock.
Tokoh Masyarakat Babakan Abu Sofiyan memaparkan pengecatan dan penataan 300 rumah di Kampung Bekelir dilakukan sejak 30 Agustus 2017. Kampung ini memang direncanakan menjadi objek wisata.
"Sponsor utama dari PT Pacific Paint sebanyak 1.435 kaleng berbagai jenis dan ukuran, juga pendukung sponsor dari cat semprot PT Samurai Paint sebanyak 1.500 kaleng, dan pendukung sponsor dari PT Ace Oldfields yakni kuas sebanyak 608 buah berbagai jenis," paparnya.
Abu menambahkan tak hanya mendapat sokongan material, pihaknya juga mendapat dana segar dari donatur sebanyak Rp 70 juta. Meskipun, jumlah tersebut tak mencukupi untuk menutup total pengeluaran yang mencapai Rp 300 juta namun proyek tersebut akhirnya selesai secara swadaya.
Abu menambahkan wujud kampung yang kini terlihat semarak adalah bagian dari Program Pemda Kota Tangerang dan kebijakan Walikota Tangerang Arief W Rachadiono yang ingin menjadikan Kota Tangerang sebagai destinasi wisata.
Uniknya, dalam proses pengecatan dan penggambaran mural selama kurang lebih tiga bulan melibatkan seniman dari seluruh Indonesia. "Mereka sukarela tidak dibayar." ungkapnya.
Padahal luas kampung yang dipoles mencakup 4 hektar yang terdiri dari 300 rumah warga dengan jumlah penduduk 1.100 jiwa. Rumah-rumah tersebut dilukis oleh para street art yang berasal dari Bandung, Jogja, Cilacap, Semarang, bahkan Filiphina.
Kampung di kota industri itu kini berubah menjadi semarak. Dinding - dinding pemukiman yang semula kumuh tersebut digambari ikon-ikon yang menjadi ciri khas Tangerang. Misalnya, Lenggang Cisadane, Gambang Kromong, Cokek, Laksa, Masjid Al Azhom, Bandara Soetta, dan masih banyak yang lainnya.
Kampung Bekelir menjadi mitra Pacific Paint dalam mewujudkan kampung wisata. Tak hanya berniat menarik wisatawakan lokal, Kampung Bekelir juga menargetkan wisatawan mancanegara. Pasalnya, Kampung ini dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Kampung Bekelir diharapkan melengkapi obyek wisata baru yang kekinian tak jauh dari lokasi seperti Pasar Lama, Kali Cisadane dan Klenteng Tua Boen Tak Bio. Wisatawan akan disuguhkan wisata kuliner, wisata edukasi UKM lokal seperti emping jengkol, tauge kacang hijau, sayuran hidroponik, bank sampah dan sebagainya dan tentunya wisata mural warna warni.
Tak sekadar seremonial belaka, Pacific Paint pun melakukan perubahan drastis di RW 1 Kelurahan Babakan menjadi lebih indah dan menarik untuk dikunjungi. Inisiator kampung dengan seribu mural berasal dari penduduk kampung Babakan sendiri. Langkah ini memberikan ruang kreasi kepada seniman serta meningkatkan potensi daerah ‘Kampung Bekelir’ menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Head of Marketing Pacific Paint Ricky Soesanto merasa antusias dapat bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk menjalankan program CSR yang sesuai dengan komitmen untuk mewarnai Indonesia dengan produk cat berkualitas, salah satunya melalui kehadiran ‘Kampung Bekelir’ ini.
“Sebagai warga korporasi yang baik, kami senantiasa memiliki komitmen untuk memberikan kontribusi positif dan nyata kepada Negeri tercinta. Dengan produk cat berkualitas dan kepedulian kami untuk mewarnai Indonesia dengan warna-warni terbaik, maka dalam setiap program CSR yang kami jalankan pun, kami selalu bergandengan tangan dengan pemerintah dan tokoh masyarakat setempat, sehingga kami merangsang pemberdayaan masyarakat untuk berbenah ke arah yang lebih baik. Dengan meningkatnya potensi wisata dan industri kreatif di beberapa sektor, maka kehadiran ‘Kampung Bekelir’ ini kami harapkan dapat memperbaiki kehidupan warganya menjadi lebih berwarna dengan peningkatan penghasilan penduduknya. Dengan cat yang warna warni juga kami harapkan dapat mempercantik wujud kampung yang awalnya kumuh menjadi lebih indah untuk dikunjungi. Dan dengan ketertarikan masyarakat di kota lain untuk berkunjung dan menikmati seni mural yang terpajang di sepanjang tembok kampung, maka sudah pasti dapat membuka peluang bisnis lain yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat ‘Kampung Bekelir’”, paparnya.
Dalam merealiasasikan kampung Babakan menjadi ‘Kampung Bekelir’ ini, pihak Pacific Paint dan tokoh masyarakat setempat, menggandeng sekitar lebih dari 100 seniman baik seniman lokal maupun seniman manca negara. Sebagai produsen cat ternama dan pertama di Indonesia, sudah tentu Pacific Paint memasok seluruh kebutuhan cat untuk pengecatan dan pembuatan mural di 300 rumah di RW 1 kampung Babakan.
Kegiatan ini juga menjadi ajang ekspresi dan kreatifitas bagi para seniman yang terlibat, yang mendapatkan wadah dan kesempatan untuk eksplorasi karya-karya mereka untuk dapat dinikmati. Seluruh area di RW 1 ini disulap menjadi warna warni, dinding diwarnai dengan gambar mural jalanan, sementara pagar dan seluruh atap dicat dengan warna-warna.
Salah seorang seniman yang terlibat mewarnai Kampung Bekelir adalah Abdi Sadrax. Dirinya mengaku antusias menjadi bagian transformasi kampung Babakan menjadi objek wisata.
Menurutnya, warga sekitar mempunyai konsep yang unik dalam menciptakan Kampung Bekelir. Karenanya, para seniman pun rela bekerja meski tanpa dibayar.
"Pada dasarnya, ini ketertarikan mereka, konsepnya unik dari masyarakat. Kami membantu masyarakat, bagi kami tidak membebani," ujar seniman street art ini.
Secara teknis, para seniman menyiapkan bahan untuk menunjang proses pelukisan. Adapun konsep gambar grafiti dan mural disesuaikan dengan karakteristik daerah Tangerang dan masyarakat sekitar.
"Kami nggak gunakan gambar bertema berat karena di sini kan banyak anak-anak. Jadi kita gambar yang umum, agar anak-anak pun senang melihatnya," ujarnya.
(Kartika Runiasari /SMNetwork /CN41 )