30 April 2018 | Suara Kedu

Sri Sultan Resmikan Agro Wisata Kampung Flory

SLEMAN  - Setelah tiga tahun dirintis, agro wisata Kampung Flory di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Sleman diresmikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Minggu (29/4). Peresmian dilakukan dengan penanda tanganan prasasti oleh Sultan yang sebelumnya menyempatkan†berkeliling area Kampung Flory.

Pada kesempatan itu diserahkan pula bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), serta pelaksanaan Gerakan Nasional Non Tunai (GNTT) berupa implementasi elektronifikasi alat bayar non tunai dari empat bank yakni BNI, BRI, BPD, dan Bank Mandiri.†Dalam arahannya, Sri Sultan berharap bantuan dari sejumlah kalangan yang nominalnya tidak sedikit itu dapat dikelola dengan baik.

“Dengan demikian akan bermanfaat bagi perekonomian warga, dan mampu menumbuhkan kemandirian desa,” tutur Sultan. Pembina Kampung Flory, Sudihartono menjelaskan, agro wisata ini dirintis sejak tahun 2015.

Konsep yang diusung berupa taruna tani, desa wisata, dan agro buah. Selama kurun waktu tersebut†sudah berbagai fasilitas yang dibangun dengan total biaya mencapai Rp 4 miliar, dari swadaya kelompok maupun bantuan hibah.

Sesuai visi awal, sambung dia, pembangunan Kampung Flory bertujuan mewujudkan kesejahteraan petani muda yang berdaulat, dan mampu berwirausaha melalui agri bisnis. Jenis komoditi yang dikembangkan utamanya tanaman hias, dan buah unggul.

Kini, agro wisata yang berdiri di atas lahan seluas 4,5 hektare itu mampu menyedot rata-rata†20.000-25.000†pengunjung setiap bulan, dengan omzet mencapai Rp 1 miliar. “Harapan kami†di masa mendatang, tempat ini bisa menjadi ikon wisata baru yang mensinergikan pertanian, pariwisata, pendidikan, lingkungan, dan kuliner dalam satu kawasan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BI DIY, Budi Hanoto menyampaikan, dipilih Kampung Flory sebagai salah satu UMKM binaan karena didasarkan kajian, potensi ekonominya bisa dikembangkan secara luas.

Di samping itu, melihat keseriusan pengelola dan masyarakat sekitar dalam mengembangkan usaha agro tersebut. Tujuan pendampingan ini selain mengurangi kesenjangan adalah menumbuhkan sektor pertanian terutama di kalangan generasi muda. (J1-70)