image

SM/Yusuf Gunawan : 5.000 Penari Gambyong Padati Solo : RIBUAN penari Gambyong tampil di Solo memperingati Hari Tari Dunia, kemarin. Tari Gambyong dibawakan lima ribu penari untuk memecahkan rekor Muri. Berita di halaman 7. (66)

30 April 2018 | Berita Utama

1.500 Sampur Dibagikan, Ajak Warga Menari

  • Pentas 5.000 Penari Gambyong

SOLO- Kemeriahan mewarnai pementasan Solo Menari dengan menampilkan 5.000 penari Gambyong di Jalan Slamet Riyadi, kemarin. Pementasan makin marak ketika 1.500 sampur(selendang) dibagikan kepada penonton dan tamu undangan untuk ikut menari dalam tari pergaulan.

Pertunjukan di alam terbuka itu menjadi bagian dari peringatan Hari Tari Dunia (HTD) 2018 yang digelar di Solo. Di tempat lain, kawasan kampus Insitut Seni Indonesia (ISI) Solo juga merayakan HTD lewat kegiatan 24 Jam Menari.

Ribuan penari dari berbagai sanggar atau kelompok seni, sekolah dan perguruan tinggi seni dari berbagai kota di Tanah Air menyajikan karyanya. Tiga penari 24 Jam akan terus berolah tubuh dengan menari sepanjang 24 jam tanpa jeda. Tiga penari itu adalah Sri Anjani Safitri dari Bandung, Agatha Irena Praditya (Yogyakarta) dan Wirastuti Susilaningtyas dari Solo. Perayaan diawali dari halaman rektorat dengan sambutan rektor disusul sajian dari komunitas tari dan sajian Institus Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua. Kemudian dilanjutkan dengan kirab dari halaman rektorat menuju pendapa ageng ISI. Gambyong yang semula direncanakan ditarikan 5.000 penari ternyata menurut laporan yang diterima Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo mengundang animo masyarakat yang ”Jumlah penari lebih dari 5.000. Ada warga yang tidak terdaftar langsung bergabung ikut menari,” katanya.

Peristiwa itu menjadi kegiatan spektakuler dan masuk rekor Muri. Dua bentuk Gambyong diusung pada peristiwa seni itu yaitu Gambyong Pareanom karya almarhum Ngaliman yang ditarikan lebih 5.000 penari dan Gambyong 3WMP (Wasis, Wareg, Waras, Mapan dan Papan) yang merupakan program Pemerintah Kota Surakarta karya Nanuk Rahayu pengajar Tari ISI Solo. 200 penari Gambyong 3WMP berada di urutan depan panggung kehormatan yang didirikan di kawasan Gladag mengawali rekor menari Gambyong. Setelah tarian berdurasi 12 menit, disusul tampilan Gambyong Pareanom yang penarinya berjajar lima lajur sekitar satu kilometer dari Gladag sampai dengan simpang empat Ngapeman. Selesai Gambyong Pareanom yang berdurasi lima menit, dilanjutkan penari mengajak warga yang menyaksikan di pinggir jalan serta tamu undangan bersama Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo serta Wakil Wali Kota Achmad Purnomo membaur dan menari bersama. Untuk menari pergaulan itu, panitia membagikan sebanyak 1.500 sampur atau selendang untuk menari.

Suasana berbeda berlangsung di kawasan kampus ISI. Setelah pembukaan, sejumlah tarian dihadirkan di pendapa ageng. Pagi sampai dengan pukul 17.00 tampil 34 penyaji dilanjutkan malam hari sampai pukul 01.00 tampil 17 tarian, di antaranya delegasi dari tiga keraton yaitu Istana Mangkunegaran, Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Puro Pakualaman. Tiga penari 24 Jam terbagi di tiga panggung secara terpisah. Panggung lain digelar di Teater Besar yang merupakan panggung tertutup. Sejak pagi sampai pukul 04.00 dinihari 61 penyaji. Di Teater Kecil 38 penampil, sedang di panggung kreativitas (depan Teater Besar) mulai pukul 15.00-selesai hadir 29 delegasi. Pagi ini di Teater Kapal, depan Pendopo Ageng disuguhkan delapan bentuk tarian. Pentas 24 Jam Menari diakhiri pagi ini dengan orasi budaya oleh Garin Nugroho.(sri-20)