image

SM/Aristya Kusuma Verdana : MEMAPARKAN PENDAPAT : Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, Kepala Disporapar Provinsi Jawa Tengah, Urip Sihabudin, dan Wakil Ketua Asita Jawa Tengah, Daryono memaparkan pendapat tentang prospek pariwisata di Jawa Tengah dalam acara ‘’Ngopi Bareng’’ di Kedai 27, Semarang, kemarin. (66)

30 April 2018 | Berita Utama

Tren Pariwisata Berubah Cepat

SEMARANG-Wakil Ketua Asita Jawa Tengah Daryono mengungkapkan, tren pasar dunia dalam pariwisata berubah secara cepat. Jika dulu banyak yang masih senang bepergian secara bersama, saat ini kecenderungan berwisata seorang diri lebih banyak. ”Saat ini lebih banyak yang menyukai wisata anti mainstream. Konsep ecotourism atau ekowisata banyak diminati. Jawa Tengah sangat layak lingkungannya mengembangkan hal itu,” ucap Daryono dalam diskusi bertajuk ”Ngopi Bareng: Prospek Pariwisata di Jawa Tengah” di Kedai 27, Jalan Melati Selatan No 2 Semarang, Jumat (27/4).

Tentang akses, kata dia, di Jawa Tengah terdapat enam bandar udara. Fasilitas itu mampu mempermudah wisatawan. ”Wisatawan saat ini banyak yang menghendaki daya tarik budaya, kecenderungan wisatawan terlibat dalam kegiatan. Desa Wisata sangat baik, tapi paket di sana tentu tidak cukup dikonsep sehari. Ini butuh sinergitas dari CEO Pariwisata yakni Gubernur. Harus ada aksi politik dari semua pihak untuk pariwisata Jawa Tengah,” tandasnya.

Empat destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah yakni Sangiran, Dieng, Borobudur, dan Karimunjawa menjadi pembahasan malam itu. Selain Daryono, hadir sebagai narasumber yakni Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Ferry Wawan Cahyono dan Kepala Disporapar Provinsi Jawa Tengah Urip Sihabudin.

Wisata Massal

Penyikapan mass tourism atau wisata massal di destinasi wisata tersebut juga ikut dibahas pada acara yang dihadiri oleh para pegiat dan pemerhati pariwisata. ”Karimunjawa berpotensi terjadinya mass tourism, tidak terkendalinya jumlah wisatawan. Antisipasi tentang hal itu harus dilakukan,” kata Solikhul, salah satu peserta diskusi.

Menurutnya, sebagai kawasan unggulan, dibutuhkan perhatian lebih banyak untuk konservasi. ”Jika tidak menjaga, tinggal menunggu waktu. Kita tidak ingin seperti yang terjadi di Taman Nasional wisata laut Bunaken. Tidak terkendalinya wisatawan,” terangnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Disporapar Provinsi Jawa Tengah Urip Sihabudin menjelaskan, pihaknya mengonsep Karimunjawa dalam bentuk destinasi khusus. Kemungkinan terjadinya mass tourism memang menjadi salah satu perhatian. ”Kami fokus untuk meningkatkan kualitas lingkungan seperti kebersihan, kesehatan, keamanan. Di Dieng dan Karimunjawa, sampah menjadi kendala kita. Kesadaran akan hal ini menjadi hal utama, termasuk kesadaran masyarakat,” ucap Urip.

Pihaknya memandang daya tarik wisata di Jawa Tengah sangat kuat. Namun salah satu yang menjadi kendala adalah kewenangan tentang akses pengembangan.

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono menyoroti tentang empat komponen utama yang perlu diperhatikan yakni pemasaran, destinasi, kelembagaan, dan industri. Promosi menjadi hal penting, karena wisatawan akan menempatkan pilihan awal untuk mengunjungi destinasi wisata jika promosinya dilakukan dengan baik. ”Kita tugasnya bangga terhadap Jawa Tengah. Mari kita lakukan berjualan,” papar Ferry.(akv-67)