image

SM/ M Ilham Baktora : TUNJUKKAN BUKU: Ketua Pusat Studi Energi Alternatif Muhammadiyah Surakarta, Kusmiyati, menunjukkan buku hasil penelitian dan pengembangan energi alternatif dengan biofuel, Minggu (29/4).(20)

30 April 2018 | Solo Metro

Manfaatkan Umbi Iles-iles sebagai Energi Alternatif

DALAM-mengembangkan sumber energi baru terbarukan (EBT), Ketua Pusat Studi Energi Alternatif Muhammadiyah Surakarta, Kusmiyati, memanfaatkan umbi Iles- iles sebagai bahan energi alternatif untuk biodiesel dan bioetanol ”Biofuel (bioetanol dan biodiesel) merupakan energi alternatif yang perlu dikembangakan mengingat energi fosil (minyak mentah) mengalami penurunan kuantitas. Sehingga harus ada energi alternatif untuk mengalihkan prilaku manusia menggunakan energi baru itu.

Karena itu umbi iles-iles merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan,” kata Kusmiyati, Minggu (29/4).

Menurutnya, kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk saat ini. Selain itu transportasi dan pertumbuhan jumlah industri semakin banyak, sehingga penggunaan energi minyak bumi semakin pesat dan menyebabkan jumlahnya menurun. ”Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, pada 2015 konsumsi minyak bumi sekitar 1,6 juta barel per hari. Berbeda dengan produksinya selama satu dekade terakhir hanya sekitar 800 ribu barel per hari. Hal tersebut terjadi ketimpangan yang jauh,” jelasnya.

Banyak Pembaruan

Dengan demikian, dirinya telah melakukan banyak pembaruan energi antara lain, pengembangan bioetanol dengan alat distilasi otomatis, pengembangan dengan umbi iles-iles, pengembagnan bioetanol fuel grade 99 persen dengan polivinil alkohol dan zeolite (membran), pemanfaatan teknologi distilasi adsorbsi serta pengembangan bioetanol generasi kedua dari limbah pertanian tidak bernilai ekonomi (biomasa). ”Pengembangan tersebut sudah dilakukan di Bekonang, Sukoharjo. Kami bekerja sama dengan CV Tirta Langgeng Jaya sebagai usaha mikro kecil menengah (UMKM) di kawasan itu. Pemerintah dan akademisi perlu bersinergi untuk menanggulangi habisnya bahan bakar untuk kehidupan manusia,” ujar Kusmiyati.

Kusmiyati mengatakan, pembaruan energi tersebut juga sebagai salah satu upaya mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi fosil. Sejak tahun 2004-2008 cadangan serta produksinya mengalami penurunan, harus ada pengalihan kebiasaan masyarakat terhadap minyak bumi itu. Pada 5 Mei 2018 mendatang, hasil penelitian dan pengembangan itu bakal dipresentasikan sekaligus pengukuhan dirinya sebagai guru besar di Auditorium Mohammad Djazman, Universitas Muhammadiyah Surakarta.(Muhammad Ilham Baktora-20)