30 April 2018 | Suara Pantura

Perempuan Inspiratif dengan Berbagi Kebaikan

PERSATUANWartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pekalongan kembali menggelar acara Kojahan dengan bertemakan Perempuan-perempuan Inspiratif. Adapun narasumber yang dihadirkan dalam acara Kojahan Perempuan ini adalah Wakil Bupati Arini Harimurti, Ketua DPRD Hindun dan Ketua Tim Penggerak PKK Munafah.

Pada acara itu, Munafah berkisah seputar pengalamannya yang pernah mengajar mengaji sejumlah pekerja seks komersial dan beberapa anak pemulung pada kawasan bongkaran di Jakarta.

Ketua Tim Penggerak PKK ini melakukan aktivitas tersebut ketika menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dan aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ciputat. ”Pengalaman paling berkesan dalam hidup saya, yaitu ketika mengajar mengaji sejumlah wanita tuna susila di Jakarta. Ada pengalaman yang cukup mengerikan, saat itu ada satu orang dengan penampakan menakutkan selalu mengintip. Ketika saya tanya kenapa dia mengintip, orang itu justru balik bertanya apakah Allah masih mau mengampuni semua perbuatan jahatnya,” kata Munafah.

Sejumlah pertanyaan dari peserta pun muncul atas pengalaman itu. Salah satunya, mengapa pekerjaan yang mengandung risiko serta tidak mendapatkan bayaran tersebut tetap dilakukan. Menjawab pertanyaan itu, Munafah menjawab dengan singkat. Ia hanya mengamalkan ajaran agama yang diperoleh dari pesantren dengan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Lalu Munafah pun membagikan tips agar semua kehidupan sebagai aktivis dan pendamping dari Bupati Pekalongan dalam mengurus rumah tangga bisa berjalan secara seimbang. Inti dari semuanya adalah manajemen waktu. Berkaitan manejemen waktu, ia pelajari itu ketika menjadi santri di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Pekalongan.

Berbeda dengan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pekalongan, Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti menekankan menjadi ibu atau orang tua bagi anakanak harus bisa mengalahkan pikiran kita sendiri. Salah satu contoh adalah ketika ia harus merelakan putrinya untuk belajar keluar negeri. Adagium yang akrab di kalangan orang Jawa yaitu ”mangan ora mangan penting kumpul”,menurutnya harus bisa dimaknai secara positif. ”Kita harus bisa relakan anak untuk terus berkembang sesuai dengan cita-citanya, asalkan positif. Yang paling bisa kita lakukan adalah terus mendoakan, karena doa itu penting,” imbuhnya.

Di hadapan peserta acara Kojahan Perempuan yang terdiri atas mahasiswa, pelajar dan pegiat organisasi keperempunan itu, Arini menyampaikan, pernah mengalami gagal dalam proses perjalanan hidupnya, terutama ketika harus rela tidak bisa menduduki jabatan promosi lantaran sang suami juga bekerja dalam satu kantor. Namun apakah hal itu membuatnya putus asa?

Arini menegaskan justru hal demikian menjadi pemacu semangatnya untuk selalu bekerja lebih bagus lagi. Begitu pun usai purna sebagai Aparatur Sipil Negara, dirinya memilih terjun di dunia politik. ”Tujuan atau target terjun ke dunia politik adalah semata-mata berjuang dalam aspek yang lebih luas untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pekalongan,” tukasnya.(Agus Setiawan-69)