image
22 April 2018 | Sehat

Cegah Kecacingan pada Anak

Masalah kecacingan pada anak bukanlah hal sepele. Cacing-cacing yang hidup dalam perutnya bisa merampas vitamin, mineral, dan gizi yang dibutuhkannya. Adanya cacing dalam perutnya, bisa ditunjukkan dari berbagai gejala. Kenali tanda-tandanya supaya Anda bisa segera mengambil tindakan yang tepat.

Seperti apa gejala dan tanda bila sang buah hati mengalami kecacingan?

Dr Nahwa Arkhaesi MSi Med SpA menjelaskan, gejala dan tandanya tergantung dari cacing yang terdapat dalam tubuh anak dan bervariasi dari yang paling ringan hingga paling berat. Secara umum gejala-gejalanya adalah anak mudah letih dan lesu, nafsu makan menurun, gatalgatal pada badan, sering mual, perut sebah, nyeri perut dan membuncit, kurang gizi, gangguan pertumbuhan fisik, diare; ringan dan berat sampai ditemukan lendir dan darah pada kotorannya, mudah mengantuk, malas belajar, serta gangguan intelektual dan kognitif. Ada empat spesies utama cacing usus (nematoda usus) di Indonesia yang biasanya menyerang anak. Yakni cacing gelang (ascaris lumbricoides), cacing cambuk (trichuris trichiura), cacing tambang (necator americanus), dan cacing tambang (ancylostoma duodenale).

Gunakan Alas Kaki

Orang tua harus memperhatikan ketika anak-anaknya bermain di luar rumah. Pastikan mereka selalu mengenakan alas kaki. Jangan biasakan atau memperbolehkan mereka bertelanjang kaki, meskipun lingkungan terlihat bersih. Anak yang sering bermain dengan bertelanjang kaki, kontak langsung dengan tanah; di kebun, rumput atau halaman bertanah, meskipun terlihat bersih akan mudah terinfeksi cacing. ”Telur dan larva cacing hidup di tanah, dan karena ukurannya sangat kecil, tidak terlihat mata telanjang. Anak yang suka bermain tanah, tidak pakai alas kaki kemudian bermain di tanah, atau berkuku panjang akan lebih mudah terkontaminasi telur cacing, apalagi kalau tanpa cuci tangan dengan baik lalu langsung makan,” jelas Nahwa.

Adanya cacing di dalam perut tentu akan mempengaruhi sistem pencernaan anak. Anak bisa mengalami mual, muntah atau diare. ”Selain itu, larva cacing bisa masuk ke dalam aliran darah dan beredar sampai masuk ke paruparu, sehingga menimbulkan radang paru (pneumonitis ascaris). Larva juga bisa bermigrasi ke kulit pada seluruh tubuh, termasuk mata, lidah, dan hati,” papar dokter RSDK Semarang tersebut.

Jadi, keberadaan cacing tidak bisa dianggap remeh. Bila anak Anda mengalami gejalagejala seperti yang telah disebut pada awal tulisan, segera periksakan ke klinik atau rumah sakit. Dokter akan memberikan obat cacing (anthelmintik) yang sesuai dengan jenis cacing yang terdapat dalam tubuhnya.

Memperbaiki sanitasi, kebersihan keluarga dan lingkungan rumah merupakan hal pokok dari mencegah kecacingan. Mulai dari selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum dan sesudah makan, mencuci kaki dan tangan setelah beraktivitas dan bepergian, atau memakai fasilitas umum. Mandi setiap hari dengan sabun serta mengganti pakaian setelah mandi, menjaga kebersihan organ vital, tempat tidur; sprei, bantal, guling, ataupun boneka-boneka di atas tempat tidur, mencuci bersih makanan seperti sayuran dan buah-buahan, terutama yang menyentuh tanah, memasak makanan dengan benar, rutin memotong kuku (kuku tidak boleh panjang) dan hindari kebiasaan menggigit kuku.

Selanjutnya, mencegah terjadinya pencemaran tanah, buang air besar di WC, mencegah kontak dengan larva dengan memakai alas kaki dan sarung tangan bila melakukan kontak dengan tanah; seperti berkebun atau bermain. Terakhir, beri obat cacing secara berkala tiap enam bulan sekali untuk mencegah penularan antar manusia dan mengurangi pencemaran tanah.(Irma Mutiara Manggia-58)