image

SM/Nugroho Pandhu Sukmono

15 April 2018 | Jalan-jalan

Baturraden, Beribu Mata Air

  • Oleh Nugroho Pandhu Sukmono

Komponis kenamaan, Raden Soetedja, melukiskan keagungan lereng selatan Gunung Slamet sebagai sumber kemakmuran dan mata air dalam langgam keroncong ”Di Tepinya Sungai Serayu”. Hampir 50 tahun kemudian, tempat itu benar-benar berubah menjadi kawasan wisata yang makmur.

Anugerah dari gunung setinggi 3.428 meter di atas permukaan laut itu adalah panorama alam. Kerimbunan salah satu hutan heterogen di Jawa menjadi kanopi bagi ribuan mata air yang beranak-pinak menjadi 209 sungai.

Tidaklah heran, Kabupaten Banyumas layak disebut Negeri Beribu Mata Air. Panorama alam pegunungan, hutan, dan ratusan sungai itu menjadi modal utama kawasan wisata Baturraden.

Berada hanya 14 kilometer dari kota Purwokerto yang dihubungkan dengan akses transportasi memadai. Secara keseluruhan, kawasan wisata Baturraden sesuai sebagai sarana rekreasi keluarga, perusahaan, atau perorangan.

Salah satu objek wisata yang cukup ternama adalah Lokawisata Baturraden. Objek yang dikelola Pemerintah Kabupaten Banyumas itui berada di selatan kaki Gunung Slamet di ketinggian sekitar 640 meter di atas permukaan laut.

Di kawasan itu, wisatawan dapat menikmati pemandangan indah dan udara yang segar dengan suhu 18-25 derajat Celcius. Setelah memasuki pintu loket, pengunjung disambut aksi grup kentongan. Mereka memainkan musik bambu di sekitar patung lengger.

”Selain pemandangan alam yang indah, ciri khas Baturraden adalah grup kentongan. Kalau ramai, mereka pasti memainkan beberapa lagu,” kata seorang pengunjung, Chintya Angelina (23). Di objek wisata yang dibangun mulai 1974 itu ada sejumlah wahana rekreasi.

Antara lain Cascade alam, Curug (air terjun) Gumawang, kolam pemandian air panas, kolam renang dan sepeda air. Wahana paling unik adalah Cascade Alam. Bila cuaca cerah atau selepas hujan, pengunjung bisa menyaksikan pelangi di tebing.

Kepala UPT Lokawisata Baturraden, Djoko Haryanto, menyatakan selain wahana itu masih ada wahana lain yang dikelola bersama swasta. Antara lain arena mainan anak, flying fox, mobil genjot, zip bike, swing mountain, teater alam dan 3D Art Museum. ”Tiket masuk tetap paling murah, Rp 14.000.

Itu sudah termasuk asuransi dan bisa menikmati semua wahana, kecuali yang dikelola swasta,” kata dia, kemarin. Objek wisata alam itu dua kali meraih gelar juara I Lomba Kepariwisataan Provinsi Jawa Tengah kategori daya tarik wisata yang dikelola pemerintah tahun 2015 dan 2017.

Tidaklah heran, lebih dari sejuta wisatawan Nusantara dan mancanegara datang berkunjung setiap tahun. Tahun 2018, pengelola hendak menambah sejumlah wahana dan aktivitas. Misalnya, petulangan di sungai, area bersantai, dan kolam renang.

Juga ada kereta gantung dan bianglala. ”Rencana ke depan, kami akan menambah tempat parkir dua lantai. Karena setiap kali libur panjang atau hari raya, pengunjung membeludak, sementara lahan parkir masih kurang,” kata dia. Sejumlah objek wisata dikelola swasta, PT Palawi Risorsis, badan usaha PT Perhutani.

Wahana itu antara lain Pancuran Pitu lengkap dengan Gua Sarabadak dan Selirang, Pancuran Telu, Telaga Sunyi, dan Wanawisata Baturraden. Objek itu berada di bagian timur Baturraden atau sekitar 10 menit perjalanan dari Terminal Baturraden.

Wanawisata Baturraden berada di sebelah timur Lokawisata Baturraden. Sarana uang dimiliki meliputi bumi perkemahan dengan daya tampung hingga 1.000 tenda, aula pertemuan, area outbound dan paintball, vila, wisma, jalur trekking dan downhill. Ada juga beberapa air terjun yang masih perawan.

Salah satu yang dikenal masyarakat adalah Curug Cipendok dengan ketinggian sekitar 93 meter. Bagi pencinta alam di wilayah Purwokerto dan Banyumas, air terjun itu menjadi target sebagai bagian dari latihan navigasi gunung hutan.

Biasanya mereka melakukan dengan membaca peta topografi. Kemudian bersama-sama mencari titik koordinat yang ”dicurigai” sebagai air terjun. Baru-baru ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menambah daya tarik di bagian timur Lokawisata Baturraden.

Di kawasan itu dibangun kios pedagang kaki lima yang menjual oleh-oleh. Pelaksana Tugas Gubernur Heru Sudjatmoko meminta di Lokawisata Baturaden dibuat panggung terbuka semipermanen untuk pertunjukan kesenian tradisional. ”Wisata itu tidak bisa lepas dari kebudayaan dan kesenian.

Pertunjukan seni tradisional secara berkala akan meramaikan destinasi wisata itu dan berdampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar,” ujarnya saat meresmikan kios pedagang kaki lima Baturraden, tempo hari. Dia menuturkan Baturraden jadi prioritas kelima pengembang pariwisata Jawa Tengah. Empat yang lain adalah Karimunjawa, Borobudur, Dieng, dan Sangiran.(44)