image
08 April 2018 | Sehat

Seluk Beluk Berolahraga Lari Malam

Melihat sekelompok orang yang berlari pada malam hari, bukan pemandangan asing di beberapa kota. Mereka terlihat nyentrik dan mungkin kurang kerjaan. Mungkin juga membuat Anda bertanya-tanya, mengapa mereka memilih berlari malam? Amankah atau berbahaya?

Banyak alasan mengapa seseorang memilih berlari atau secara umum berolahraga pada malam hari. Alasan paling banyak biasanya karena hanya memiliki waktu pada malam hari untuk berolahraga. ”Rata-rata orang yang bekerja, baru bisa berolahraga setelah usai jam kantor,” ungkap Imam Santosa, salah seorang pegiat lari dari komunitas Semarang Runners.

Ia mengungkapkan, alasan lain biasanya karena menghindari cuaca panas dan kepuasan. Lari lebih semangat karena banyak temannya, teman yang sama-sama memiliki waktu berolahraga da malam hari dan melihat pemandangan kota yang berbeda saat siang hari. Lalu pada beberapa orang, setelah usai lari malam, tidur jadi lebih mudah dan lebih nyenyak.

Meskipun begitu, sebagian orang menganggap lari malam masih tidak lazim. Lari malam dianggap membuat tubuh lebih capai; kondisi pulang kerja yang sudah capai jadi bertambah capai lagi karena berolahraga. Kemudian dianggap memiliki risiko, yakni mata tidak bisa melihat dengan jelas, membuat lalu lintas macet, dan risiko terserempet kendaraan bermotor karena mereka tidak bisa melih a t pelari dengan jelas.

Jadi, lari malam itu baik atau tidak? Dr Puspita Wijayanti menjelaskan, pada prinsipnya sebenarnya berolahraga lebih baik daripada tidak berolahraga. Jadi lari pada malam hari lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali. ”Tapi nggak bisa dikatakan juga kalau lari malam lebih baik daripada lari pada waktu lainnya. Lari pada jam yang lain tentu punya manfaat tersendiri, seperti lari pagi, yang mana kita mendapat cahaya matahari berupa asupan vitamin D melalui kulit,” jelasnya.

Berbahaya atau tidak, kembali pada kondisi biologis masing-masing individu. Sebab setiap orang memiliki kondisi berbeda. Melakukan lari pada malam hari, bila sudah menjadi kebiasaan, tubuh pun jadi terbiasa, bisa menerima dengan baik dan tidak ada masalah.

Hindari Risiko

Lari malam tentu menjadi berbahaya bila seseorang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Orang yang memiliki gangguan irama jantung (aritmia), gangguan pernafasan (misalnya asma), alergi dingin, dan obesitas, tidak disarankan melakukan lari malam. Mengapa orang yang obesitas dilarang lari malam, ini untuk menghindari risiko pada lutut (nyeri pada lutut).

Bila Anda termasuk orang yang hanya memiliki waktu pada malam hari untuk berlari ataupun berolahraga, bagaimana solusinya supaya lari malam tidak berbahaya? Pertama, jangan berlari dekat dengan pohon. Tentu saja Anda tidak ingin berebut oksigen dengan pepohonan, bukan? Kedua, harus sadar dengan kondisi tubuh Anda sendiri. Bila dirasa tidak mampu, jangan dipaksakan.

Bila sudah biasa melakukannya dan tubuh pun tidak pernah mengalami masalah, tidak ada salahnya diteruskan. Ketiga, jangan berlari terlalu larut malam. Idealnya adalah sekitar pukul 18.00- 19.00 atau tidak kurang dari dua jam sebelum tidur. Untuk alasan keamanan, berlarilah berlawanan arah dari kendaraan bermotor. ”Hal ini sangat penting, karena pada saat lari maka Anda harus dilihat, melihat, dan terlihat,” papar Imam. Selain itu, kenakan pakaian berwarna terang, supaya orang-orang melihat Anda.

Pakaian lari biasanya didesain memiliki bagian-bagian yang bila terkena sorot lampu akan bersinar. Lari berkelompok juga disarankan apabila Anda perempuan atau bersama teman perempuan. Hal ini untuk menghindari kejahatan. (Irma Mutiara Manggia-58)