image
07 April 2018 | Ekspresi Suara Remaja

Madhang.id, Solusi Kangen Masakan Ibu

BERAWAL  dari pertanyaan sederhana: “Apa masakan paling enak di dunia?”, sekumpulan anak muda mendapat jawaban yang tak disangka. Bukan menu western di restoran paling mahal atau menu dari cafe yang Instagramable, jawabannya justru: masakan ibu.

Jawaban itu menggerakkan sekelompok mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) untuk berkolaborasi dengan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, dalam menggarap aplikasi madhang. id. Dalam bahasa Jawa, madhang berarti makan.

Salah seorang dari 15 mahasiswa Udinus yang mengelola madhang.id, Maulana Bayu Samudro menuturkan, Madhang berdiri untuk memenuhi keinginan ibu rumah tangga yang ingin berjualan namun tak tahu cara memasarkannya. Tak jarang dari mereka berpikir bahwa berjualan harus dilengkapi dengan bangunan fisik atau toko. “Para ibu rumah tangga bisa berjualan kuliner dari rumah tanpa mendirikan toko.

Para penggunanya pun bisa mudah menemukan dan menikmati ‘masakan ibu’,” jelas Bayu. Menggodok konsep sejak Juni 2017, aplikasi yang bisa diunduh di Google Play maupun App Store ini rilis per 10 Desember 2017.

Sementara ini, tim PT Madhang Sak Indonesia bakal konsisten hanya menggandeng ibu rumah tangga sebagai mitra. Usaha makanan skala besar misalnya restoran cepat saji tidak diperkenankan bergabung.

Berbasis Digital

Bagaimana cara kerja madhang. id? Karena berbasis digital, ibu rumah tangga yang bergabung harus punya ponsel pintar. Tanpa “jam kerja”, para mitra bisa mengunggah menu variatif, bahkan pilihan pesan sebelumnya alias pre order.

Lantaran ada menu makan di tempat, mitra juga harus bersedia menyediakan tempat makan bagi pengguna. Untuk pengguna, cukup dengan mengunduh aplikasi madhang. id, membuat identitas pengguna, lalu memesan menu sesuai yang diinginkan.

Bayu menceritakan, respons luar biasa dari masyarakat. Saat ini, tercatat ada 300 mitra di Semarang. Di luar itu, berhasil menggandeng 2.500 mitra yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, dan Yogyakarta.

“Kalau ada yang punya usaha kuliner dan ingin kami bantu promosikan, sangat boleh jika menghubungi tim madhang.id,” Bayu berpromosi. Ditambahkan Bayu, target selanjutnya akan menyasar ke perusahaan- perusahaan. Misal perusahaan yang ingin menyediakan makan siang dengan menu rumahan, bisa dengan bekerja sama dengan madhang.id.

Dunia kuliner online yang makin menjamur membuat Madhang tak jadi pelaku utama dalam bidang ini. Itu sebabnya, agar terus eksis dan tak hanya menonjol di awal peluncuran, tim Madhang harus selalu inovatif.(Sofie Dwi Rifayani-63)