25 Maret 2018 | Sehat

Waspadai TBC Tanpa Gejala

Tuberkulosis (TBC) merupakan satu di antara penyakit yang patut diwaspadai. Bahkan, organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menetapkan bahwa penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini tergolong penyakit berbahaya. Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi SMC RS Telogorejo, dr Dwi Bambang SpP FISR mengemukakan, TBC adalah penyakit kronik yang terjadi di saluran nafas dan bisa menjalar hingga ke otak, mata, perut serta ginjal melalui darah.

Penyakit ini merupakan jenis penyakit menular. Menurut Dwi, gejala TBC umumnya yaitu adanya batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, demam, dan disertai berat badan menurun drastis.

Selain itu, gejala lain yang muncul ialah badan terasa lemah, malas, tidak bergairah, dan cepat lelah. Meski demikian, dia juga menegaskan tidak semua orang yang terjangkit penyakit ini memiliki gejala nyata. ”Sepuluh persen penyakit ini tanpa disertai gejala. Kadang gejala yang timbul tidak selalu batuk darah, tetapi batuk yang lama sekitar tiga minggu atau lebih, tidak kunjung sembuh.

Jika kondisi sudah seperti ini harus dicurigai, apalagi disertai dengan berat badan menurun drastis,” ujar Dwi. Menurutnya, bakteri penyebab penyakit ini bisa menular melalui udara, seperti saat penderita bersin, batuk, dan BAB sembarangan.

Bakteri itu akan lebih mudah menular kepada seseorang yang kondisi ketahanan tubuhnya sedang lemah. Tuberkulosis bisa menyerang setiap orang, mulai usia anak hingga dewasa, namun lebih sering menyerang pada orang usia produktif, antara 15-40 tahun.

”Sepertiga dari penduduk dunia terinfeksi kuman penyebab TBC. Indonesia sekarang menempati urutan nomor dua, sebagai negara yang penduduknya paling banyak menderita TBC setelah negara India.

Peringkat ketiga ditempati Tiongkok. Jumlah penderita Tuberkulosis saat ini pun semakin meningkat, setiap satu detik penduduk di dunia ada penderita baru yang terinfeksi kuman TBC,” jelasnya.

Dwi menambahkan, pengobatan pada penderita baru butuh waktu lebih singkat dibandingkan dengan penderita lama yang sudah pernah diobati, namun kembali kambuh. Untuk penderita baru, diperlukan waktu pengobatan enam bulan.

Adapun penderita lama yang kambuh, bisa sampai sembilan bulan hingga setahun. ”Jika saat timbul gejala tidak segera diobati, maka akan timbul komplikasi menjadi sakit paru-paru basah, paru-paru kempes, bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Pengobatan bisa lebih lama, 9-12 bulan apabila penderita juga memiliki riwayat penyakit kronis lain seperti kencing manis dan gagal ginjal.” Karena itu, dia menyarankan kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga pola hidup sehat.

”Pola hidup sehat dalam arti istirahat cukup, makan makanan bergizi yang cukup, tidak merokok, selalu menjaga kebersihan, dan rutin melakukan pengecekan kesehatan melalui medical check-up,” sebutnya. Fasilitas di SMC RS Telogorejo, terkait upaya deteksi dini penyakit melalui medical check-up sampai dengan tindakan dan penanganan penyakit, cukup lengkap.

Pasien dapat menjalani pemeriksan di rumah sakit yang berlokasi di Jl KH Ahmad Dahlan Semarang ini. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi call center 24 jam SMC RS Telogorejo di nomor telepon (024) 8646 6000, pin BB DB7BAF74 (024) 8452912, Ph 08112791949 (Dinda).(sp-58)