image

PERANG KEMBANG: Adegan Perang Kembang dari Ketholeng Institut turut menyemarakkan Peringatan Hari Tari se-Dunia di Kebun Raya Indrokilo. (suaramerdeka.com/Jko Murdowo)

29 April 2018 | 23:24 WIB | Solo Metro

Pentas Hari Tari, Duta Seni Terpaksa Saweran

BOYOLALI, suaramerdeka.com- Peringatan Hari Tari Sedunia 2018 di Kebun Raya Indrokilo, Minggu (29/4), digelar dalam suasana prihatin. Panitia tidak memiliki dana memadai, sehingga biaya perhelatan dipikul bersama anggota Duta Seni Boyolali dengan saweran.

Pengakuan itu disampaikan Aslar Sugambir dari Ketholeng Institut yang sekaligus pembina Duta Seni Boyolali. Menurutnya, para anggota Duta Seni Boyolali angkatan 2013- 2018, merasa prihatin saat menyambut peringatan Hari Tari Sedunia.

Pasalnya, tidak ada anggaran yang tersedia. Maka, mereka pun kemudian sepakat untuk iuran sesuai kemampuan. Mereka juga mencari donatur kepada perorangan dan jajaran terkait untuk membantu perhelatan tersebut. ‘’Wabup M Said Hidayat pun ikut menyumbang,’’ ujar Aslar.

Dia pun bersyukur, kegiatan yang digelar di Kebun Raya Indrokilo berjalan lancar. Bahkan, sejumlah kelompok seni di sejumlah wilayah kecamatan ikut bergabung untuk menunjukkan kreasinya. ‘’Ada 25 kelompok seni yang ambil bagian dalam kegiatan ini,’’ katanya, di sela-sela kegiatan.

Pentas dibuka kelompok drum blek dari Kecamatan Ampel. Meski hanya mengandalkan drum plastik, mereka mampu menyuguhkan irama laiknya marching band ternama. Bahkan, sang mayoret beberapa kali unjuk kebolehan melemparkan tongkat ke udara untuk ditangkap kembali.

Selanjutnya, Ketholeng Institute unjuk kebolehan dengan adegan tari Perang Kembang. Di mana adegan menggambarkan peperangan antara kebaikan dan kejahatan. Akhirnya kebaikan jugalah yang menang. Setelah itu, pentas terus berlangsung hingga sore hari.

Wabup, M Said Hidayat, yang berkesempatan membuka acara, menyampaikan apresiasinya terhadap semangat dalam menggelar kegiatan tersebut. Diharapkan, kegiatan tersebut menjadi ajang untuk melestarikan seni tradisi. ‘’Masyarakat harus senantiasa bergerak seirama dengan alam untuk membangun Boyolali, membangun Nusantara,’’ jelasnya. 

Pentas juga mendapat sambutan positif masyarakat. Mereka seakan tak mau beranjak untuk menonton pertunjukan meski terik sinar matahari memancar. Sebagian penonton pun rela melihat pentas sembari berteduh di bawah pohon di kawasan Kebun Raya Indrokilo.

(Joko Murdowo /SMNetwork /CN40 )

NEWS TERKINI