image

Anggota DPR dari, Mike Conaway, kanan, yang memimpin penyelidikan keterlibatan Rusia dalam pilpres AS 2016, berbicara kepada para wartawan di Capitol Hill di Washington Februari 2018 lalu. (Foto: AP)

29 April 2018 | 12:35 WIB | Mancanegara

Komite Intelijen Tak Temukan Bukti Kolusi Trump dan Rusia

WASHINGTON DC, suaramerdeka.com - Pemerintah Rusia melancarkan kampanye informasi untuk mengganggu pemilihan presiden Amerika 2016, tapi tidak ada bukti bahwa tim sukses Donald Trump berkolusi dengan Moskow. Demikian hasil pengusutan kelompok Partai Republik dalam laporan panel DPR yang diumumkan Jumat (27/4).

Temuan yang dilaporkan oleh Komite Intelijen DPR yang mayoritas anggotanya dari Partai Republik itu, mendapat tentangan dari kelompok minoritas Partai Demokrat.

Laporan sepanjang 253 halaman itu dimanfaatkan oleh Presiden Trump dengan memasang berbagai kesimpulannya lewat Twitter.

Menurut laporan kantor berita Reuters, Trump mengulangi pernyataannya bahwa penyelidikan tentang peran Rusia dalam pemilihan 2016 yang dimenangkannya itu sebagai “hal yang dibuat-buat (a total witch hunt) dan HARUS SEGERA DIAKHIRI SEKARANG!”

Trump telah berulang kali membantah mendapat bantuan dari Rusia dalam kampanyenya untuk mencapai Gedung Putih. Rusia juga membantah campur tangan dalam pemilu itu.

Laporan panjang kelompok Partai Republik itu tidak mengandung banyak informasi baru tentang campur tangan Rusia atau hubungan tim sukses Trump dengan Rusia.

Laporan itu mengatakan, Tim Trump mestinya tidak mengadakan pertemuan dengan orang-orang Rusia di Trump Tower pada Juni 2016. Orang-orang Rusia itu mengklaim punya informasi yang bisa merugikan calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton. Laporan itu juga tidak memuji hubungan tim kampanye Trump dengan WikiLeaks yang merilis berbagai dokumen yang diretas oleh Rusia.

"Interaksi dengan WikiLeaks itu sangat disayangkan dan tidak konsisten dengan kepentingan keamanan nasional Amerika,” kata laporan itu lagi.

Pengacara Rusia yang hadir dalam pertemuan di Trump Tower itu, Natalia Veselnitskaya mengatakan dalam wawancara dengan jaringan televisi NBC bahwa ia punya kontak-kontak dengan pejabat pemerintah Rusia. “Saya seorang pengacara, dan saya juga seorang informan,” katanya.

Rusia sejak bertahun-tahun telah melancarkan perang informasi di Eropa, melakukan operasi siber, mendukung kelompok-kelompok politik pinggiran, dan menarget kelompok masyarakat yang tidak puas, kata laporan Komite DPR itu.

Kelompok Partai Demokrat dalam komite itu merilis laporan mereka sendiri sepanjang 98 halaman yang menuduh dokumen partai Republik itu “tidak mencerminkan keseriusan dan minat dalam mengejar kebenaran.”

Kata tokoh Partai Demokrat dalam komite itu, Adam Schiff, kelompoknya akan melanjutkan penyelidikan mereka sendiri dan minggu ini “telah mendapat sejumlah dokumen dari seorang saksi penting.” Tidak dijelaskan siapa saksi penting itu ataupun laporan yang disampaikannya.

(VOA /CN33 )

NEWS TERKINI